“Lelah menjalani semua serba salah. Apa lagi salahku, apa lagi salahmu, kutak mengerti. Apa lagi salahku, dan apa lagi salahmu, apa lagi?” ~ Raisa, Serba Salah
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]asyarakat tidak boleh diam saja terhadap kebijakan impor beras yang dilakukan Pemerintahan Jokowi. Terus masyarakat harus apa dong cuy, ada masukan? Apa mungkin rakyat yang sudah susah ini harus ikut-ikutan susah angkat spanduk panas-panasan di depan gedung Kementerian Perdagangan atau Istana Negara? Weleh-weleh.
Sekalinya ikut yang begituan juga ujung-ujungnya mainan oknum! Mending kalau mainnya bener bisa berdampak baik untuk masyarakat luas. Lah ini oknumnya enggak jauh-jauh ujung-ujung kerja untuk individu.
Jadi gimana nih, kita diam saja melihat tindakan pemerintah yang katanya menyesatkan ini, atau kita ikut berkelakar turun ke jalan menuntut minta ganti sistem kayak pasukannya Neno Warisman #2019gantiandong? Hadeh hahahaa.
Nah kalau kata Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) Bastian P. Simanjuntak, politisisasi impor beras ternyata tidak membuat masyarakat dan petani Indonesia kian sejahtera. Menurut doi, kebijakan impor beras kali ini sudah tidak benar, dipolitisir dan hanya menguntungkan segelintir orang. Intinya kebijakan seperti ini harus dilawan. Weleh-weleh, keras juga ya.
Menurut Bastian, kasus ini telah menarik banyak pihak yang menyalahkan kebijakan Mendag. Tercatat ada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ombudsman Republik Indonesia (ORI) dan juga Bulog yang memperkarakan kasus tersebut. Ckckck.
Dalam hal ini Bastian menegaskan bahwa publik patut menduga impor beras yang dipaksakan merupakan bagian mencari dana kampanye di tahun politik. Karena pemaksaan itu mau tidak mau merugikan petani dan hanya menguntungkan beberapa orang saja. Weleh-weleh.
Menurut Bastian, demokrasi sejatinya mengangkat tema meritokrasi, bukan malah memperkaya segelintir orang dan menyesengsarakan banyak orang. Jokowi telah gagal dan salah memilih Mendag yang nyatanya dipilih hanya berdasarkan kedekatan politik. Waduh serem juga ya Jokowi bisa sampai salah pilih menteri di kabinetnya!
Kalau benar Jokowi itu salah pilih menteri, berarti sudah terhitung yang kedua kalinya dong doi salah pilih menteri. Kan menteri pertama Jokowi yang salah dipilih itu Idrus Marham yang akhirnya ketangkep KPK. Nah Enggartiasto Lukita ini jadi yang kedua. Betul apa betul?
Atau masih ada lagi menteri yang salah selain dua menteri ini cuy? Ckckck, kali aja menteri ekonominya Jokowi juga ikutan kena kriteria menteri gagal. Ehehe.
Hmm, pantesan aja ya Jokowi bisa suka sama lagu-lagunya Raisa. Menteri-menterinya bikin pakde jadi “Serba Salah”. Wkwkwkwk. Share on XYang jelas, emang Mendag telah bikin Jokowi serba salah. Mau ditegur, eh ada Nasdem. Mau gimana lagi coba. Apa Mendag-nya dikasih sepeda aja ya biar nggak bikin pakde salah-salah terus? Wong Raisa dikasih sepeda kok, masa menteri sendiri enggak? Kali aja bisa insyaf. Uppps, bercanda pak hehehe. (G35)