“Sandi mengiyakan soal data 40 masjid di DKI terpapar radikalisme, sebaliknya Anies mempertanyakan, masing2 bikin manuver sendiri, Sandi sein ke kiri, Anies banting stir ke kanan.” ~ Politisi PSI, Mohammad Guntur Romli.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]iapa yang sangka ya paham radikal udah menyerebak ke berbagai masjid di belahan Jakarta. Dari pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, diketahui 40 masjid di Jakarta terpapar pengaruh radikalisme. Ayo cek, apa masjid yang dimaksud ini adalah masjid tempat kalian sering beribadah? Kalau iya, kan bisa gawat juga loh.
Meski demikian nyatanya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno gak menampik mengenai kebenaran itu. Dia malah membenarkan informasi dari pihak BNPT dan membantu mendeskripsikan ciri-ciri masjid yang telah terkontaminasi paham radikal, seperti menyerukan kebencian dan memecah belah bangsa.
Di sisi lain, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga Wakil Majelis Pakar Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI), Budi Gunawan mengapresiasi pernyataan Sandiaga Uno itu yang membenarkan 40 masjid di Jakarta yang terindikasi paham radikalisme. Ternyata BIN juga memantau ya.
Meski demikian, ternyata gak semua sepakat mengenai hal ini loh. Pasalnya, Gunernur DKI Jakarta, Anies Baswedan justru menyatakan kebalikannya. Anies meragukan kebenaran informasi yang dilemparkan oleh BNPT. Malahan Anies menantang pihak yang menuding tersebut untuk menunjukkannya langsung.
Anies & Sandi yg tdk satu suara & tdk satu sikap soal radikalisme di masjid2 di DKI menunjukkan mrk lg main drama, main sinetron, bgmna mau menghadapi radikalisme klu pemimpinnya tdk satu suara https://t.co/x4E6iGHCqK
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) June 7, 2018
Yah, Gubernur kita yang satu ini ngegas. Jiah, cape deh. Woles aja keles. Kalau ada masukan baiknya diterima dahulu, pelajari lalu merespon dengan benar. Bukan malah reaktif apriori gitu. Wakilnya aja kalem aja tuh. Ini kok Gubernurnya malah gak nyantai. Hadeuh. Ngopi cantik dulu lah biar gak tegang.
Padahal simpel aja loh. Sebagai pimpinan, keduanya sebaiknya duduk bersama ketika menerima informasi seperti ini. Toh kalau informasi ini datangnya dari BNPT terlebih dibenarkan BIN, maka gak perlu diragukan lagi keakuratannya. Jadi Anies dan Sandi tinggal memutuskan langkah apa untuk membenahinya masjid.
Sandi mengiyakan soal data 40 masjid di DKI terpapar radikalisme, sebaliknya Anies mempertanyakan, masing2 bikin manuver sendiri, Sandi sein ke kiri, Anies banting stir ke kanan https://t.co/yQMVB4wP2d
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) June 7, 2018
Kalau keduanya masih aja gak kompak, itu tandanya dua pimpinan Jakarta ini gak pernah duduk satu meja. Mereka nyadar gak sih gak kompaknya mereka ini menjadi bahan olok-olok media yang semakin memperlihatkan ketidakbecusan gaya memimpin keduanya? Tapi ini mungkin salah kita warga DKI yang dulu pilih mereka ya. Ya sudah lah, udah terlanjur, hahaha. (K16)