“Penutupan apa? Memang ada penutupan? Kalau surat itu beredar tidak ada masalah, karena tidak ada rahasia di situ, tetapi yang jadi masalah adalah kedisiplinan.” ~ Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]agi Pemda DKI Jakarta, menutup sebuah unit bisnis hiburan bukanlah hal yang simpel. Birokrasi yang rumit serta potensi kehilangan pajak daerah menjadi pertimbangan tersendiri dalam menutup bisnis tersebut. Sekalipun bisnis ini telah terindikasi melibatkan jasa prostitusi, ya tetap aja angot-angotan lah ya penindakannya. Serba galau gitu, kalau gak ditutup mengundang kemudaratan, tapi kalau jadi ditutup sayang banget karena gak bisa mampir. Eh, becanda deng, hahaha.
Ya seperti plintat-plintutnya nasib penutupan Hotel Alexis. Sebelumnya kan pada 2017 lalu, izin operasi Hotel dan Griya Pijat Alexis gak diperpanjang. Jadi anggap lah kalau Alexis sudah tutup. Tapi eh tapinya nih ya, ternyata masih buka loh Alexis. Iya buka, tapi hanya 4Play Club & Bar Loungenya aja. Club kecil ini masih buka hingga turunnya surat perintah penutupan dari Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, Kamis (22/3). Mantap lah kalau bener mau ditutup untuk selamanya.
Lah, tapi kok baru mau ditutup. Jadi selama ini masih buka gitu ya? Tau gitu kemarin mampir. Ups, keceplosan. Gak lah pamali, dosa, gak boleh atuh. Tapi mau ngasih tau aja nih yah, ternyata meski surat penutupan yang tertulis eksekusi pada Kamis (22/3) telah ada, nyatanya Club kecil Alexis itu gak jadi ditutup. Iya, karena meski pada hari itu sudah diturunkan Personel Gabungan sebanyak 325 orang di lokasi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengurungkan niat menutupnya.
Lha kok gaje gini sih Gubernur Jakarta. Kenapa gak jadi sih? Oh, apa karena surat penutupan ini bocor ke media sosial? Yailah, cape deh. Baperan amat sih. Apa hubungannya, prosesi penutupan sama bocornya surat itu? Pake acara mau mendisiplinkan pejabatnya yang terbukti membocorkan surat segala. Jadi bener nih, alesan penundaan penutupan itu hanya karena informasi ini bocor? Jadi harusnya gimana dungs ya. Seandainya gak bocor, tetep ditutup gak nih? Jiaaah, mau nutup diem-diem maksudnya ya?
Mau suudzon, tapi takut dosa. Ya gimana dungs, jadi sebenernya kalau surat itu gak bocor ke media sosial artinya gak akan ada personil yang datang ke lokasi dungs? Sebaliknya, karena sudah bocor, jadi terpaksa harus terjun ke lapangan. Apa bisa kita menduga-duga kalau Pemda DKI gak bener-bener niat menutup Alexis? Jadi semacam ceritanya aja ditutup, tapi sebenernya masih buka, dan tetap boleh beroperasi diem-diem gitu? Ayo, kamnyuh mo coba-coba bohong ya? (K16)