“Anyone can cook aloo gobi, but who can bend a ball like Beckham?” – Jess, dalam film Bend It Like Beckham (2002)
Pinterpolitik.com
Kecewa. Mungkin itu yang dirasakan banyak orang melihat berita politik belakangan ini. Gimana enggak, masyarakat yang berharap banyak pada KPK untuk membersihkan para tikus berdasi, kini terancam dilemahkan melalui revisi UU KPK. Hiks hiks.
Awalnya publik sempat amat berharap kepada Pak Jokowi untuk bisa bertindak pada wacana yang didorong oleh DPR ini. Tak dinyana, Pak Jokowi ternyata justru ikut menyetujui wacana tersebut dengan mengirim surat ke DPR itu. Waduh, help, Pak Jokowi, help.
Masalahnya, Pak Jokowi ini pernah menjanjikan untuk memperkuat KPK di masa-masa kampanyenya dulu. Eh, kok sekarang malah satu barisan dengan partai-partai di DPR yang mau melemahkannya. Jadilah masyarakat kecewa dan menghujani kritik sang presiden. Help, Pak Jokowi, help.
Untuk urusan begini-begini, kayaknya Pak Jokowi harus belajar banyak dari pendahulunya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dulu, di penghujung masa kepemimpinannya, Pak SBY juga pernah mengalami kondisi kurang lebih serupa.
Pak Jokowi harusnya bisa meniru Pak SBY dalam menganggapi isu sensitif semacam revisi UU KPK Share on XWaktu itu, Pak SBY pernah mendapatkan kritik, karena DPR meloloskan UU Pilkada yang mengembalikan pemilihan kepala daerah ke DPRD.
Nah, waktu itu Pak SBY tampak cukup peka dalam mendengar kritikan dari masyarakat. Gimana enggak, UU Pilkada ala DPR itu terancam mengebiri demokrasi Indonesia yang masih belum sempurna.
Makanya kemudian, Pak SBY menerbitkan Perppu untuk membatalkan UU tersebut, dan voila Pilkada kembali bisa dinikmati oleh masyarakat dan bahkan ditambah dengan pelaksanaan Pilkada serentak.
Pak Jokowi mungkin bisa meniru kepekaan isu seperti yang dimiliki oleh Pak SBY. Mengikuti isu-isu sensitif yang diperjuangkan itu bukan berarti mengalah loh Pak, malah bagus karena mau memenuhi kebutuhan publik luas ketimbang partai-partai di DPR.
Wah, kalau Pak Jokowi mau meniru kepekaan Pak SBY, bisa jadi akan ada redemption story buat mantan Wali Kota Solo itu. Pak Jokowi yang sempat jadi sasaran kritik masyarakat, mungkin akan dianggap sebagai pahlawan karena mau berpihak pada isu yang diperjuangkan masyarakat.
Kisah-kisah semacam redemption story ini bisa direfleksikan pada kasus mantan kapten tim nasional sepakbola Inggris David Beckham. Dulu, suami dari Victoria ini sempat jadi musuh publik loh akibat kiprahnya di lapangan hijau.
Di Piala Dunia 1998, Beckham jadi musuh banyak orang karena jadi penyebab kandasnya Inggris di tangan Argentina. Kala itu, ia dikartu merah gara-gara sengaja menjegal kaki Diego Simeone. Jadilah ia dimusuhi publik. The Daily Mirror bahkan sempat mencetak halaman sasaran panah dengan muka tampannya. Poor Beckham.
Ternyata, kemudian Beckham perlahan bisa mengembalikan kepercayaan publik melalui serangkaian performa apiknya di lapangan. Ia kemudian bangkit dan bahkan mampu menyandang posisi kapten timnas Inggris di Piala Dunia 2002.
Dari kisah Beckham, Pak Jokowi bisa belajar kalau orang itu bisa bangkit dari kritik dengan performa ciamik. Ya, semoga beliau punya niatan membelokkan tudingan miring kepada dirinya dengan menegaskan komitmennya pada pemberantasan korupsi seperti Beckham membelokkan bola dengan tendangannya yang khas itu. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.