HomeCelotehMegawati ‘Si Pemburu Gelar’

Megawati ‘Si Pemburu Gelar’

“Ambisi adalah seperti air laut: semakin banyak orang meminumnya, semakin orang menjadi haus.”


PinterPolitik.com

[dropcap]G[/dropcap]elar memang bukan segalanya. Begitu juga dengan apa yang sering disebut dengan nilai tanpa angka. Mungkin inilah yang Megawati Soekarnoputri ingin lakukan, rasanya memang tak perlu mengejar lagi gelar – gelar yang justru sering dikejar banyak orang.

Gelar apalagi sih yang ingin direbut oleh Megawati? Ahhh syudahlah. Wakil presiden sudah, lalu naik tahta jadi presiden, apalagi dia juga ketua umum partai politik juga. Apa yang kurang ya? Weleeeeh weleeeeeh.

Sedari 2001 sampe sekarang, ia sudah mengumpulkan tujuh gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai Univeritas, baik dalam maupun luar negeri. Weedeeewww, ngeri juga ya.

Gimana PDI Perjuangan ga bangga coba, Megawati bisa memiliki tujuh gelar Doktor Honoris Causa, weleeeh weleeeh. Apalagi gelar ketujuh yang diterima Megawati itu istimewa, karena gelar itu adalah gelar Doktor Honoris Causa pertama dari IPDN.

Hmmm, pasti ada sebuah pertimbangan yang maha agung sehingga IPDN memberanikan diri keluar dari kebiasaannya yang tak pernah memberikan gelar kehormatan seperti itu. Apakah ada pertimbangan lain? Hmmmm, entahlah.

Weeeewwww! Yang lebih istimewanya lagi, penobatan gelar Doktor Honoris Causa dari IPDN itu diberikan atas dedikasi Megawati dalam bidang politik.

Karena gelar Doktor Honoris Causa itu adalah gelar yang cuma – cuma alias tanpa perlu menempuh pendidikan dulu, tentunya itu merupakan keberuntungan bagi tokoh politik.

Tanpa kuliah, gelar bisa dicapai. Makanya inilah yang dikatakan dengan konsep nilai tanpa angka. Ga perlu belajar, tapi dapat gelar, weleeeeh weleeeh.

Gelar – gelar Honoris Causa di bidang politik yang diterima Megawati apakah seiring dan sejalan dengan kiprah yang Megawati lakukan?

Baca juga :  Megawati and The Queen’s Gambit

Kita coba uji dulu ya pemahaman politiknya Megawati, masa tujuh gelar pemberian itu cuma-cuma aja. Ettttt, tenang aja, hanya pertanyaan yang sederhana kok? Jangan terlalu khawatir juga kali, weleeeeh weleeeh.

Pertanyaannya, kalau gelar Doktor Honoris Causa itu di bidang politik, maka akan mudah menjawabnya.

Apakah keputusan Megawati untuk menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan dari tahun 1999 sampai sekarang adalah langkah politik yang baik?

Uhuuukkk, uhuukkk, Ketua Umum abadi, upppsss. (Z19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...