Site icon PinterPolitik.com

Megawati “Gagal” Jadi King Maker?

Megawati “Gagal” Jadi King Maker?

Foto : Istimewa

“Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam.” ~ Raden Adjeng Kartini


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]osisi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai ‘king maker‘ di Pilpres 2019 mulai goyah. Kepala serasa terputar karena posisi PDIP dan Megawati di hadapan Jokowi serta rekan koalisinya melemah pasca Pilkada serentak, 27 Juni lalu.

Kandidat yang diusung PDIP di sejumlah Provinsi dan kabupaten kalah telak dalam Pilkada lalu. Dari tiga Pilgub utama di Pulau Jawa, calon PDIP kalah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Sedangkan di Jawa Tengah, kemenangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP juga nyatanya tidak sesuai prediksi survei yang hampir semuanya memberikan angka mutlak.

Kasihan PDIP, lagi banyak pikiran ya? Pantas rakyat masih ada yang kelaparan dan petani gagal panen.

Uppss salah gengs, ternyata rakyat yang kelaparan lagi puasa. Nah itu petani yang gagal panen ternyata kebanyakan main Tik-tok, untung aplikasinya sudah diblokir jadi semangat lagi deh bertaninya. Walau ternyata udah dibuka lagi blokirannya. Hadeh, plin plan banget sih Kemenkominfo.

Selain kekalahannya di Pilkada serentak kemarin, PDIP memang disebut-sebut ada diambang keretakan yang semakin melebar dengan koalisi pendukung Jokowi. Usulan nama Mahfud MD yang disepakati Megawati membuat koalisi gelisah dan ogah-ogahan.

PKB dan Golkar silih berganti menyerukan pandangan mengenai keputusan Mega itu.

Terdengar kabar bahwa Airlangga bergegas menyambangi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bangbang Yudhoyono (SBY), membicarakan Pilpres 2019. Apa mungkin Golkar akan merapat bersama Partai Demokrat?

Mungkin langkah yang dilakukan Golkar terjadi karena menginginkan kedudukan yang sama dalam koalisi. Apalagi, sejauh ini PDIP-lah yang diuntungkan dalam hal elektabilitas dengan mengusung Jokowi sebagai capres di 2019. Jadi, bisa saja suara PDIP akan turun jika tak mengusung Jokowi.

Apa jadinya bila Golkar merapat ke barisan SBY? Hmmm, bisa bubar koalisi banteng.

Sudahlah, kasihan Megawati.

Jika koalisi Jokowi bubar karena usulan yang disepakati sepihak, sangat pas nih dengan ungkapan Soe Hok Gie: “Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.”(G35)

Exit mobile version