Site icon PinterPolitik.com

Media, Waspada Jurus Pak Pres

Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo (Sumber : Istimewa)

Para petinggi media harus waspada bila mendapat serangan balik dari jurus Pak Pres.


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]otret romantisme antara sang pemegang kuasa pemerintahan dan pemegang kuasa media terasa  begitu mesra terlihat di era ini. Semua gambaran-gambaran perjalanan penguasa dikemas menjadi dua versi berita, pro dan kontra.

Bahkan, secara singkat masyarakat awam dapat mengategorisasikan media pro dan kontra itu.

Ditinjau dari dua framing itu, apakah salah atau tidak? Ya semuanya tergantung pada prosesnya dan fakta yang sebagaimana adanya.

Namun, kalau media dijadikan alat politik dan keserakahan individu atau kelompok apalagi partai politik, ya janganlah. Tapi, bila media dijadikan alat penguasa mempopulerkan diri bagaimana? Mungkin bisa.

Karena memang kalau ingin jadi Presiden harus punya bakat jadi artis agar bisa dikenal orang. Terlebih, Indonesia sedang kekurangan artis, karena artis banyak yang loncat jadi politisi. Hehehe

Selain itu, tak salah ketika Pak Pres kini dijuluki media darling karena banyak pemberitaan tentang Pak Pres saat kunjungan kenegaraan, rapat kabinet, blusukan sampai menjadi kolektor kecebong. Semuanya terangkum lengkap.

Saking sering diperbincangkan publik melalui media, Pak Pres awet jadi media darling tapi terkadang juga menjadi sasaran objek kritik media.

Apapun bentuknya itu, Pak Pres punya jurus mutakhir yang kalau disesuaikan dengan keberpihakan media yang pro atau kontra akan mendapatkan perlakuan berbeda. Wah apaan nih?

Semisal, saat Pak Pres mengundang makan siang semua para petinggi media, baik yang pro atau kontra di Istana Negara. Pak Pres pasti tahu media mana yang sering dukung, mana yang suka menyerang.

Namun, walaupun kerap diserang atau disanjung dalam pemberitaan, Pak Pres mengeluarkan jurusnya dengan tetap menyajikan hidangan makanan yang sama dan porsi yang sama kepada seluruh petinggi media.

Coba bisa dibayangkan kalau menu makanan dan porsinya dibedakan sesuai dengan pemberitaan media masing-masing? Hehehe. Yang pro dan kontra apa bedanya ya?

Misalnya nih, bagi media yang pro Pak Pres diberikan ayam tulang lunak alias ayam hasil presto yang super empuk dan renyah sampai tulangnya saja bisa dimakan lengkap dengan sambel ijo. Enak sekali ya hmmmm.

Sementara, untuk media yang kontra, saat akan mengambil nasi saja diawasi mata antagonisnya Paspampres dan terbatas mengambil lauknya pun hanya diperbolehkan mengambil ayam satu potong. Lah kalo ayam berarti sama dong?

Lah iya ayam, tapi bagian ceker sama kepala ayam. Hehehe

(Z19)

Exit mobile version