“Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat,” – Ebiet G. Ade, Untuk Kita Renungkan
Pinterpolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]urat yang dikirim oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kampanye akbar Prabowo Subianto belakangan jadi pembicaraan masyarakat. Spekulasi mulai muncul, salah satunya adalah potensi pecahnya koalisi Prabowo melalui surat tersebut. Kok bisa gitu?
Ternyata, analisis tentang potensi pecahnya koalisi Prabowo ini tidak hanya jadi spekulasi masyarakat aja. Cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin bilang kalau surat tersebut menggambarkan kalau koalisi Prabowo itu tidak solid dalam mengemas acara. Menurut Ma’ruf, kalau ada protes, berarti ada ketidaksepahaman di dalam koalisi.
Oke, Ma’ruf Amin boleh punya analisis dan opininya sendiri. Tapi, gimana kalau ternyata surat itu justru memiliki makna sebaliknya? Alih-alih bentuk protes, gimana kalau ternyata surat tersebut ternyata bentuk cinta SBY kepada Prabowo?
Ma'ruf Amin ikut komentar tentang surat SBY untuk kampanye Prabowo. Lalu, apa komentarnya itu benar? Share on XKalau dilihat, kampanye Prabowo beberapa waktu lalu itu tergolong rawan diserang dari sisi identitas. Bagaimana tidak, dengan nuansa putih, diawali ibadah salat subuh, dan ada pidato Rizieq Shihab, siapapun bisa bilang kalau kampanye Prabowo ini ekslusif hanya untuk umat Islam. Ckckck.
Nah, SBY justru mengingatkan kepada Prabowo agar nuansa kampanyenya tidak terlalu kentara politik identitasnya. SBY justru bisa dianggap tengah sedang melakukan kontrol terhadap kampanye Prabowo alih-alih mengkritiknya. Nah loh.
Coba perhatikan, setelah surat SBY tersebut beredar luas, serangan kritik soal politik identitas justru jadi minim akibat surat itu. Kritiknya justru jadi meluas ke macam-macam hal, mulai dari saf salat hingga isi pidato dalam kampanye. Bisa dibilang, kalau SBY berperan sebagai penyangga bagi serangan kepada Prabowo-Sandi.
Kalau sudah begitu, masih bisa dibilang gak ya kalau Pak SBY itu tengah protes dan menjadi gambaran ketidaksolidan koalisinya Prabowo? Gimana nih Pak Ma’ruf, masih yakin dengan analisisnya kalau surat itu gambaran ketidaksolidan?
Ngomong-ngomong soal solid, memangnya koalisi Pak Ma’ruf sendiri sudah cukup solid? Bukannya di internal koalisi Pak Ma’ruf ada PSI yang sering mengritik rekan-rekan koalisinya sendiri?
Terus gimana juga tentang bendera PPP dan Golkar yang hadir di kampanyenya Prabowo? Kok malah mengomentari dan menganalisis rumput tetangga?
Mudah-mudahan Pak Ma’ruf bisa melihat koalisinya sendiri ya sebelum bahas soliditas koalisi lain. Apalagi, kalau ternyata analisis tentang soliditas lawan itu kurang tepat. Waduh, harus banyak baca PinterPolitik tuh kalau gitu. Hehehe. (H33)