HomeCelotehMama Sakiti Hati Kader Banteng

Mama Sakiti Hati Kader Banteng

“Kekecewaan sebenarnya hanya penolakan kita untuk melihat ke sisi lain yang lebih cerah” ~ Richelle E. Goodrich


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]artai Banteng adalah partai penguasa di era ini. Namun, ada adagium yang dikaitkan dengan kekuasaan yaitu menyatakan bahwa semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya.

Semakin tinggi posisi tentu akan berdampak pada semakin besar juga tantangan dan gangguan yang akan diterima baik secara internal maupun eksternal.

Kuatkah Banteng menerima gangguan? Kalau tidak ya seruduk saja, hehehe weleeeeh weleeeeh.

Tapi kalau tantangannya justru datang dari kader – kader Banteng, bagaimana? Lah memang kader Banteng kenapa? Mereka tidak tertib? Hmmm….

Oh tidak. Kader Banteng itu hanya menuntut keadilan dan kelurusan niatan Partai Banteng saja. Kok malah jadi tantangan dan gangguan sih? Weleeeeh weleeeh

Kader – kader Banteng yang berasal dari NTT ini merasa kecewa dengan keputusan Ketua Umum Partai Banteng yang mengusung Calon Gubernur NTT yang bukan lahir dari rahim Banteng.

Padahal masih ada berbagai kader partai Banteng yang memiliki potensi, tapi tak dilirik. Hmmm gimana ya?

Apakah kader dan simpatisan Banteng ini salah karena menuntut ketidakadilan terhadap kebijakan Mama? Oh jelas tidak. Hal ini kontraproduktif. Weleeeh weleeeeh

Wacana dan realisasi yang dilaksanakan Partai Banteng justru saling bertabrakan, hmm mentang – mentang Banteng, rasanya pengen nubruk mulu wkwkwk.

Antisipasi kutu lompat, Banteng membuat sekolah kader dan ingin memprioritaskan kader sendiri untuk disuplai sebagai kepala daerah digugurkan oleh kebijakan Mama. Weleeeeh weleeeh.

Wajib dilawan kayanya sih, kan sebuah kesalahan. Bener ga sih? Emangnya yang dituntut kader dan simpatisan itu apa aja?

Partai Banteng kecewa kepada Mama sebagai Ketua Umum Partai Banteng yang menghapus pengharapan kader Banteng yang meniti karir politik dari bawah sampai ke atas.

Mama juga dianggap memupuskan harapan para anak buahnya karena tidak memberikan kesempatan kader Banteng untuk mengimplementasikan ilmu dan nilai yang didapat dari sekolah kader Banteng sebelumnya.

Lah buat apa bikin sekolah kader, kalau yang diusung orang lain juga. Emang cari muka doang ya? Weleeeh weleeeh (Z19)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...