Site icon PinterPolitik.com

Mama, Jangan Marah Terus

Mama, Jangan Marah Terus

Ketua Umum PDI Perjuangan lagi suka marah-marah, bukan cuma Menteri Rini aja yang ia keluhkan, PAN yang lebih suka berseberangan dengan pemerintah pun ikut dipelototi. Ada apa sih, Ma?


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]eberapa hari belakangan ini, hubungan Mama Mega dan Pakde Joko sepertinya mulai menghangat lagi. Pasalnya, Mama kembali sibuk mengkritik kinerja para pembantu kepercayaan Pakde. Salah satu yang paling membuat Mama gregetan adalah Bu Rini.

Sudah jadi rahasia umum, kalau Mama enggak suka banget dan sepertinya menyimpan dendam sama Bu Rini. Padahal dulu, Bu Rini termasuk pembantu kesayangan Mama yang paling dipercaya. Kemana Mama pergi, pasti Bu Rini ada di belakangnya.

Tapi ketika Pakde berkuasa, Bu Rini sepertinya lebih nurut sama Pakde dan menjauh dari Mama. “Ternyata memang begitu orangnya,” keluh Mama. Api amarah di dadanya tersimpan menjadi bara yang selalu menyala, ketika nama Bu Rini terdengar di telinga.

Jadi tak heran ketika pekerjaan Bu Rini terlihat berantakan, Mama pun langsung uring-uringan. “Gara-gara kerja Bu Rini enggak beres, nama Pakde jadi ikut jelek di mata warga,” begitu kira-kira omelannya. Bagi Mama, keterpilihan Bu Rini sebagai pembantu kepercayaan Pakde adalah keputusan yang salah besar.

Tapi ternyata, bukan Bu Rini aja yang jadi target amarah Mama. Bang Zul, orang kepercayaan Mbah Amien juga ikut dipelototi Mama. Ia kesal karena Mbah selalu ngejelek-jelekin Pakde, padahal salah satu keponakan Bang Zul juga dipercaya Pakde sebagai pembantunya.

“Si Zul ini enggak becus amat sih! Keponakannya udah dipekerjakan di rumah ini, eh kok dia enggak bisa minta mulut Mbah Amien untuk diam. Minimal, kalau ngomong, mbok ya jangan sampai jatuhin martabat orang gitu, lho. Salah besar kalau Pakde masih mau mempekerjakan keponakan mereka!” kira-kira begitu cerocosan Mama.

Tapi jangan dipikir kalau emosi Mama, karena lagi ‘datang bulan’ atau proses Menopause ya. Itu salah besar! Kecerewetannya itu, sebenarnya dipicu oleh isu yang mengatakan kalau Pakde tengah berpikir untuk kembali mengganti pembantunya. Istilah kerennya, reshuffle atau perombakan pembantu.

Karena itu, sebagai sponsor utama Pakde ketika meraih jabatan Ketua RT, Mama pun merasa inilah waktunya untuk bersuara. Mengingatkan Pakde agar jangan lupa untuk mengganti pembantu-pembantunya yang membuat mata dan hati Mama terbakar emosi. Apakah sinyal marah-marah Mama akan didengar Pakde? Hanya Tuhan yang tau.

Seperti biasanya, Pakde hanya diam seribu bahasa. Mau ditanya pakai bahasa apa saja, pokoknya Pakde akan diam saja. Dari bahasa Inggris yang bisa-bisa dikit, sampai bahasa Jawa dengan level kromo inggil yang paling dikuasai pun, Pakde ogah menjawabnya. Sudahlah, Ma, biar aja itu urusan Pakde. Jangan marah-marah terus, nanti semakin tua, lho! (R24)

Exit mobile version