“Ini bukan karena mereka tidak bisa menemukan solusi, tapi karena mereka tidak mampu memahami masalah,” – Gilbert Keith Chesterton
PinterPolitik.com
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kini tak lagi berdaya karena mencatatkan defisit anggaran yang memantik emosi Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Terlebih, kinerja Direksi BPJS Kesehatan makin dipertanyakan akibat meminta kenaikan tunjangan, ehmmm, bangun, bangun, jangan kebanyakan mimpi, heleeehh.
Katanya sih masalahnya karena peserta BPJS Kesehatan yang banyak menunggak, di sisi lain pasien juga membludak. Lalu guna Direksi BPJS Kesehatan sejauh apa, kok gak ada alternatif kebijakan untuk penyelesaian masalah?
Akhirnya, mau tak mau, suka tak suka, setuju tak setuju, iuran BPJS Kesehatan dapat dipastikan naik. Weleeeh weleeeh, boleh lah iuran BPJS naik, tapi Direksi harus turun, ehmm, turun jabatan, heleeehh.
Abis itu, turunkan lagi iuran BPJS untuk menaikkan direksi yang baru, hadeuuuhh, terus aja naik turun begitu, weleeeh weleeeh.
Weeeeitsss, santai, daripada sibuk naik turun begitu, ada sosok yang bisa menyeimbangkan keadaan dan mengeluarkan BPJS Kesehatan dari masalah yang membelenggu.
Ia adalah Luhut Binsar Pandjaitan yang dikenal punya obat segala permasalahan, termasuk BPJS Kesehatan, cincai lah kalau cuma urusan beginian, wedeeww, ahhh yang bener nih?
Setelah ‘sakitnya’ BPJS Kesehatan itu didiagnosa, lalu Luhut merekomendasikan ‘obat’ untuk menyembuhkan BPJS. Upaya ini dilakukan supaya BPJS Kesehatan tetap sehat, gak sakit, kalo sakit jadi BPJS Kesakitan dong, weleeeh weleeeh.
‘Obat’ yang direkomendasikan Luhut biasanya ampuh dan langsung membuat keadaan lekas membaik, wedeeww, tapi obatnya itu ada efek sampingnya gak nih? Heleeeh, ada sih cuma ya bisa diakali lah, heleeehhh.
Luhut menyarankan BPJS Kesehatan menerima bantuan perusahaan Tiongkok, Ping An Insurance, untuk menambal sulam anggaran yang cekak. Weeeiittsss, kok obatnya ini ini mulu yak, sakitnya apa obatnya Tiongkok, butuh bantuan siapa, yang datang Tiongkok.
Ehmm, jangan-jangan Luhut memang jadi ‘tukang obat’ yang memonopoli satu obat, yaitu Tiongkok, obat dari segala obat, weleeeh weleeeh.
Kalo semisal obat untuk BPJS Kesehatan ini ada iklannya kira-kira kayak gini nih, “sudah bertahun- tahun BPJS Kesakitan dan sudah rugi banyak, weeeeiittsss tapi, semenjak datang ke Klinik Ping An BPJS sudah sembuh karena tuker tambah sama data kependudukan, terimakasih Klinik Ping An.”
Ehh tapi, ngomong – ngomong model iklannya yang cocok siapa ya?, weleeeh weleeeh. (Z19).