“Hormati kerja mereka dengan tidak membuang sampah ke saluran. Jangan giliran banjir selalu menyalahkan pemerintah”. – Ridwan Kamil
Pinterpolitik.com
Pembahasan terkait sampah memang tidak ada habisnya ya gengs. Dari bagaimana cara manajemen, distribusi, hingga pengolahan, terlebih terkait sampah plastik ya cuy. Beh, seakan dunia saat ini menganggap bahwa plastik ini merupakan common enemy alias musuh bersama terbesar.
Bayangin cuy, saking besarnya antusiasme memerangi sampah plastik, banyak komunitas pecinta lingkungan membuat gerakan anti kantong plastik dan kampanye diet kantong plastik.
Bahkan, tidak sedikit aktivis lingkungan rela membeli sedotan yang berbahan besi dan bambu loh. Itu semua demi mengurangi sampah plastik cuy. Kalau mengamati aktivis seperti mereka, jadi ingat musisi Alan Walker ya. Doi kan juga menyisipkan kampanye pengurangan sampah plastik dalam salah satu vidio klip lagunya yang berjudul Different World. Keren banget doi. Hehehe.
Emang ya, jika kita pelajari lebih lanjut, plastik menjadi momok tersendiri bagi dunia. Pasalnya, para ilmuan memprediksi bahwa bumi baru dapat mengurai sampah plastik dalam rentan waktu 20-1000 tahun, itu juga tergantung bahan yang digunakan. Hadeh.
Penemuan sampah plastik dalam impor kertas bekas di Surabaya langsung membuat Susi Pudjiastuti angkat bicara sambil menyingung Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Wah, kenapa ya? Share on XTerlebih nih, karena mengandung bahan karsinorgenik, plastik juga memicu percepatan potensi penyakit kanker di tubuh manusia. Bukan kanker yang artinya “kantong kering” ya cuy, ini penyakit beneran. Wah, benar-benar menakutkan ya, apalagi kanker kan obatnya masih belum ditemukan sampai saat ini.
Melihat dampak buruk yang ditimbulkan plastik, hal ini membuat orang sedikit lebih sensitif ya. Ini terlihat dari ungkapan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti pasca ditemukannya plastik sebanyak 30 persen dalam paket impor kertas bekas di Surabaya. Penemuan itu langsung membuat Susi Pudjiastuti angkat bicara sambil menyingung Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Doi meminta sebaiknya kebijakan impor plastik disetop sekalian loh. Mungkin Menteri Susi menganggap bahwa penanganan sampah plastik menjadi tanggung jawab bersama dan memerlukan koordinasi lintas kementerian. Tapi kalau caranya seperti itu, bukannya seakan malah memerintah atasan ya? Hehehe. Sabar ya bu.
Padahal nih, pasca penemuan tersebut, Menko Luhut langsung menggelar rapat bersama perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan guna memberikan evaluasi para importir terkait penyelundupan sampah plastik. Karena hal tersebut bertentangan dengan komitmen Indonesia yang telah disampaikan dalam forum PBB terkait janji pengurangan sampah plastik sebesar 75 persen hingga tahun 2025.
Mungkin saking jengkelnya Bu Susi ini sama plastik ya, jadi kurang bisa mengontrol emosi kalau lihat sampah plastik. Lain kali sabar sedikit ya bu, Pak Luhut kan sudah mengupayakan yang terbaik, lagian yang harus ditelisik dan diinvestigasi ya para importir. Hehehe.
Ngomongin soal Pak Luhut, belakangan ini agak aneh ya. Soalnya doi mulai jarang muncul dan memberikan komentar di media. Padahal sempat ditugasi untuk jadi negosiator ke kubu Prabowo. Hayoo, lagi di mana nih pak? Gara-gara gagal jadi negosiator ya pak? Upppss.
Awas loh, jangan ngumpet. Nanti dicariin Bu Susi. Hehehe. (F46)