“Tapi apa kiranya pertimbangan Airlangga menunjuk Lodewijk sebagai Sekjen?”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]asca terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar, memunculkan spekulasi adanya rotasi posisi Sekretaris Jenderal yang diemban Idrus Marham kepada kader potensial Golkar yang lain.
Terlebih, kini Idrus Marham ditunjuk sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang mundur untuk mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Timur.
Apalagi suara minor sudah datang dari Senior Partai Golkar sekaligus Wakil Presiden, Jusuf Kalla yang melarang Idrus untuk rangkap jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar dan Menteri Sosial.
Hmm, kok Opa JK ga melarang Airlangga sih rangkap jabatan? Menteri Perindustrian dan Ketua Umum Partai Golkar loh. Hmm, adilkah? Weleeeeh weleeeeh.
Desas-desus kabar burung semakin menguatkan adanya pergantian kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga.
Akhirnya, Airlangga menunjuk Lodewijk Freidrich Paulus sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar yang baru menggantikan Idrus Marham.
Akhirnya, berhasil juga ya kursi Sekjen berpindah tangan. Weleeeeh weleeeeh.
Ah, walau diganti pun Idrus tetap dapat posisi enak sebagai Menteri Sosial dan jabatan Koordinator Bidang di DPP Partai Golkar. Weleeeeh weleeeeh sama aja, eeetttt kalau begitu sih.
Apakah Airlangga ingin mengembalikan nostalgia sejarah Beringin yang dulu kala sebenarnya didirikan oleh tokoh TNI?
Jadi kini, setelah posisi Sekjen Partai Golkar diemban tokoh TNI, katanya merupakan langkah untuk mengembalikan khittah Partai Golkar. Wedeeewww.
Tapi bila dilihat dari kiprahnya, Lodewijk merupakan mantan perwira Angkatan Darat (AD) dan pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus pada periode Desember 2009 sampai September 2011.
Oh paling Lodewijk ingin mengikuti jejak atasannya dulu ya? Jenderal yang berpolitik. Weleeeeh weleeeeh. Sama – sama berlatarbelakang militer, Lodewijk dan Luhut Binsar Pandjaitan menjadi bagian tak terpisahkan dari Partai Golkar.
Dulu sih, Luhut juga merupakan atasannya Lodewijk saat masih bertugas di Sat-81/Gultor. Tapi Lodewijk kok ga gabung ke Partai Gerindra sih? Kan sama – sama mantan Danjen Kopassus, sama seperti Prabowo Subianto, weleeeh weleeeh.
Karena politik bicara tentang seni kemungkinan, masuknya para Jenderal TNI ke Kabinet Kerja kemarin dan masuknya Jenderal ke pengurusan Partai Golkar itu bertujuan untuk membendung apa dan siapa ya? Weleeeeh weleeeeh. (Z19)