“Hidup itu sebuah lagu hebat nan manis, jadi mulailah mainkan musik itu.”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]enolakan terhadap gerakan tagar #2019GantiPresiden akan berimbas bagi elektabilitas pasangan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin? Yakin nih sis? Walaupun stuntman Jokowi sudah sukses standing-in moge di Asian Games kemaren? Weleh-weleh.
Ternyata aksi moge Jokowi dan pujian dari berbagai negara atas keberhasilan Asian Games 2018 dianggap masih kurang menarik hati masyarakat Indonesia untuk move on dari gerakan tagar #2019GantiPresiden gengs. Nah, kalau sudah gini Prabowo-Sandi jadi mesem-mesem terus tuh. Ikikikikik.
Terkait itu, ada beberapa pihak yang masih menegaskan bahwa gerakan tagar itu adalah bentuk aspirasi pendapat yang tak akan terbendung.
Nah, menurut kalian gimana gengs, apa yakin massa gerakan tagar enggak bisa dibendung sama kertas merah bergambar Soekarno ditambah nasi bungkus isi rendang? Uppss, bercanda loh gengs. Hehehehe. Share on XAduh, coba aja ya kemarin Jokowi enggak pake stuntman buat standing-in mogenya, mungkin massa gerakan tagar bisa move on tuh jadi dukung Jokowi. Wkwkwk.
Tapi di luar itu semua, apa kalian yakin solusi untuk aspirasi dari massa yang katanya sedang merasa terpinggirkan itu harus dilakukan dengan cara ganti presiden, dan harus ngotot ganti sistem negara?
Terus kalau seandainya ganti sistem negara, kita pakai sistem apa ya gengs? Sistem seminar Oke-Oce? Atau sistem ganjil genap? Hehehe.
Nah, terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif lembaga survei Y-Publica, Rudi Hartono punya pendapat tentang elektabilitas Jokowi. Menurutnya, Jokowi akan sangat dirugikan kalau sampai melarang gerakan tagar yang bergelora di setiap daerah cuman karena alasan keamanan.
Nah, terus harus dengan alasan apa dong bang? Alasan kalau jargon ganti presiden itu kurang milenial? Ada-ada bae bang. Ckckck.
Rudi dengan tegas tidak setuju kalau pemerintah agresif menolak gerakan tagar. Tindakan pemerintah Jokowi yang agresif dianggap mengekang kebebasan berekspresi. Kok serem ya?
Kalau dipikir-pikir, namanya juga masih mau jadi presiden gengs, ya kalau ada orang yang kayak Rudi minta ganti presiden pasti bete lah Jokowi-nya. Coba aja Rudi di posisi Jokowi, gimana coba perasaannya. Wahahaha.
Intinya gimana nih, apakah elektabilitas Jokowi akan memble cuma karena melawan gerakan #2019GantiPresiden? Terus kalau Jokowi bilang “bodo amat” sama gerakan tagar itu elektabilitasnya akan tetap stabil? Kalau menururt eyke sih… no comment kali ya, daripada dibilang fanatik mengelitik. Ehehehe. (G35)