“Ormas gunanya mendorong masyarakat untuk memasuki bulan suci Ramadan. Tidak boleh sweeping, Itu bukan tugasnya ormas. Dan jangan lagi ada sahur on the road, itu mengganggu ketertiban.” ~ Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]ampaknya bulan Ramadan tahun ini akan menenangkan bagi sejumlah penjaja makanan. Pasalnya, mereka kini gak perlu khawatir di-sweeping meski berjualan makanan pada siang hari. Hal ini berkenaan himbauan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kepada Ormas Islam, untuk tidak melakukan sweeping di tempat makan dan hiburan saat Ramadan.
Nah ini baru Gubernur eike, eh Wakil Gubernur deng maksudnya. Eike jadi bingung, abisnya Gubernur DKI Jakarta mingkem bae sih. Sudah lah gak usah dibahas. Anggaplah wewenang Gubernur sekarang ada di tangan Bang Sandi, buahahaha. Tapi yang mana aja juga boleh, selama instruksinya berfaedah, iya kan!
Lagian kalau dipikir-pikir, apa coba urusannya warung buka melayani konsumen dengan puasanya umat Islam? Kata oknum yang sweeping itu sih untuk menghormati yang berpuasa. Padahal kebanyakan dari toko penjual makanan juga menghormati dengan menutup tirai agar gak terlalu vulgar. Kurang emangnya?
Tega kali kalau minta mereka tutup total. Hadeuh. Untung masa-masa itu sudah gak ada lagi ya. Begitu pula dengan kegiatan Sahur On The Road (SOTR) yang tidak diperkenankan. Kata Bang Sandi, SOTR mengganggu ketertiban masyarakat. Kalau mau berbagi silakan berbagi melalui tempat ibadah aja. Ntaps.
Tapi kok gak ada Ormas Islam yang kompalin sama keputusan Bang Sandi. Padahal Gubernur DKI sebelum ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok abis di-bully loh gegara instruksi sejenis. Apa karena beda agama jadi pada sentimentil ya, tapi kalau seagama ya wokeh aja. Standar janda ini mah, eh ganda maksudnya.
By the way, anyway, busway, masih pada inget gak waktu senator DKI Jakarta, Fahira Idris menentang Ahok karena instruksinya yang melarang SOTR. Giliran Bang Sandi yang ngomong kok mingkem bae sih. Jiah, cape deh. Ya gitu deh politik. Gak ada benar salah. Kalau gak sekutu baru deh dianggap gak benar.
Lapor bu senator,,,,,,,,,, ada yg melarang Sahur On The Road, tolong ibu senator selaku wakil rakyat, hadapi dg tegas dan adil. pic.twitter.com/7DjDbL3Bvr
— Wong Cilik (@kuli_alit) May 15, 2018
Kalau sekarang respon masyarakat, ormas Islam dan senator itu baik-baik aja sih, artinya apa yang dilakukan Ahok dulu bener dung ya. Ya gitu deh politik, benar salah tergantung persepsi siapa yang membuatnya. Setidaknya pemimpin DKI Jakarta saat ini gak mau menjadi orang seperti yang disebut filsuf Voltaire (1694-1778): “Every man is guilty of all the good he did not do.” (K16)