“Nyala api dalam hening, menyentuh dinding jiwa yang luka,” – Iwan Fals, Lingkaran Hening
Pinterpolitik.com
Nasib orang mah memang gak ada yang tahu ya. Dulu mungkin ada orang serba tak punya, eh gak tahunya sekarang bergelimang harta. Sebaliknya, mungkin dulunya serba beruntung, eh mungkin sekarang ketiban sial.
Nah, kita juga sepertinya tak pernah bisa meramal nasib seorang La Nyalla Mattalitti. Siapa sih yang sudah menduga dari dulu kalau mantan Ketua PSSI ini bakal bisa jadi Ketua DPD, salah satu tahta penting dalam politik negeri ini.
Kalau melihat sejarahnya, La Nyalla ini kan sebenarnya punya cerita yang tidak benar-benar moncer. Ketika menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, ia dipaksa mundur dari posisinya melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
Ada alasan mengapa La Nyalla dipaksa mundur dari posisi tertinggi federasi sepakbola tanah air tersebut. Ketika itu, mantan Ketua KADIN Jawa Timur ini tengah terjerat kasus hukum karena menjadi tersangka pencucian uang dalam pengelolaan dana hibah Kadin Jawa Timur.
Nasib orang gak ada yang tahu. Dulu La Nyalla jadi tersangka, sekarang jadi Ketua DPD Share on XKasus ini sebenarnya membuat karier La Nyalla menjadi kontroversial. Ia sempat menjadi buronan karena terseret kasus ini. Selain itu, ia juga sampai harus menyandang status tersangka sampai tiga kali karena meski sudah memenangi pra peradilan, ia kembali ditetapkan sebagai tersangka oleh kejaksaan. Wah, capek juga ya.
Pada akhirnya, La Nyalla kemudian divonis bebas majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Huft, akhirnya ya, mungkin ini pertama kalinya La Nyalla bisa bernapas lega setelah terus-menerus dikejar kejaksaan.
Tapi, jejak kontroversi tidak berhenti di situ. Jelang pencalonan Pilgub Jatim 2018, La Nyalla sempat akan melaju sebagai cagub melalui Gerindra. Sayangnya, hal ini gagal dan kemudian memicu drama karena La Nyalla mengaku dimintai dana Rp 40 miliar oleh Gerindra Jatim. Menurut Gerindra sendiri, La Nyalla gagal nyagub karena tak memenuhi syarat.
Apapun kisah terkait itu, ada satu benang merah yang dapat diambil: La Nyalla kembali bernasib malang. Hiks.
Nah, setelah mengalami berbagai kisah kontroversial tersebut, nyatanya La Nyalla mampu comeback dengan baik. Setelah memenangkan satu kursi DPD dari Jawa Timur, namanya kini terpilih sebagai Ketua DPD RI. Wah, ternyata La Nyalla masih menyala!
Kalau melihat kisah ini, jadi ingat comeback Liverpool di Final Liga Champions tahun 2005. Kala itu, Liverpool sempat terpuruk karena tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama. Eh, siapa yang sangka kalau mereka berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua dan bahkan membalikkan keadaan melalui adu penalti.
Empat pimpinan DPD-RI periode 2019-2024 yang telah ditetapkan adalah :
Mahyudin dari wilayah Timur I
Nono Sampono dari wilayah Timur II
Sultan Baktiar Najamudin dari wilayah Barat I
La Nyalla Mattalitti dari wilayah Barat IIApa pendapat kalian? pic.twitter.com/Pm05s154GF
— Mazzini TOLAK RKUHP!! (@mazzini_giusepe) October 1, 2019
Asik juga ya kalau bisa comeback sepeti La Nyalla. Eh, tapi sebenarnya apa sih penyebab La Nyalla bisa bangkit hingga jadi Ketua DPD. Kalau kata pengamat Ray Rangkuti sih, itu karena La Nyalla itu sekarang sudah jadi pendukung Pak Jokowi.
Masih ingat dong kisah La Nyalla yang mendukung Jokowi di 2019 seraya membongkar dirinya pernah menyerang sang presiden dengan hoaks? Nah, perubahan sikap ini disinyalir bisa memuluskan langkahnya menuju DPD-1.
Kalau dipikir-pikir, mungkin ada benarnya juga pendapat itu. Sekarang ini kan banyak perwakilan partai di DPD, jadi bukan gak mungkin kalau kader partai pendukung Pak Jokowi memberi restu kepada La Nyalla jadi Ketua DPD. Tapi ya itu kemungkinan saja loh ya, tidak menuduh.
Ya sudah deh, yang jelas mungkin kita semua ingin punya nasib seperti La Nyalla. Eh, kisah comeback dari keterpurukannya loh ya, bukan kasus hukumnya. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.