HomeCelotehKursus Gibran Mengenang Soekarno

Kursus Gibran Mengenang Soekarno

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” – Soekarno


 PinterPolitik.com

Kabar Gibran maju dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Solo sudah lama beredar. Tentunya sebagai anak sulung dari Presiden petahana, Gibran dianggap akan maju dengan mulus. Tapi sepertinya untuk maju Pilwakot, jalan Gibran tidak akan terlalu mulus.

Gibran yang tadinya dikabarkan akan maju secara independen, akhinya tetap mengusahakan jalur Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tapi untuk dapat diusung oleh Partai berlambang banteng itu, Gibran harus dapat lampu hijau dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputeri.

Nah, untuk dapat restu dari Megawati Gibran mesti sowan terlebih dahulu. Yang menarik dari proses minta restu Gibran ini adalah ketika dia ditugaskan oleh Megawati untuk belajar dari buku-buku Soekarno. Gibran pun sowan dengan bawa buku bersampul kuning kecoklatan. Usut punya usut ternyata Gibran harus kursus dulu ke Megawati kalo mau maju pilwakot lewat PDIP.

Bawa buku buat kursus, Gibran rupanya sudah seperti pelajar. Apalagi Gibran sekarang telah mengantongi kartu tanda anggota (KTA) PDIP, mirip kartu tanda pelajar ini mah. Tapi yang jadi persoalan bagi Gibran sekarang ini adalah belajar dari buku-buku Soekarno. Pilwakot rencananya akan diadakan pada 2020. Iya sih tahun depan, tapi kalo belajar dari buku-buku Soekarno yang tebalnya minta ampun apa akan keburu?

Buku Di Bawah Bendera Revolusi saja yang jilid I sudah 671 halaman, ditambah yang jilid duanya sampe 500 halaman lebih. Belum lagi buku terkenal Soekarno lainnya seperti Indonesia Menggugat. Walaupun cuma seratus halaman lebih, tetap saja butuh waktu untuk memahami secara mendalam isi dari buku tersebut. Dan jangan lupa buku-buku lain besutan Soekarno yang tak kalah tebalnya.

Terus ya, sama seperti proses belajar sastra, sejarah dan kepemimpinan, belajar mengenai Soekarno ini entar ada ujiannya ga ya? Mungkin untuk menguji kompetensi Gibran mudeng apa engga dengan materi yang dipelajari akan ada ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Atau bahkan kalo Gibran gak lulus akan ada remidi. Tapi malu gak sih kalo remidi? Bapaknya Gibran kan Presiden Republik Indonesia.

Kayaknya tugas belajar dari Megawati tuh cukup sulit ya. Jangan-jangan Megawati lagi ngerjain Gibran nih. Wah iseng nih Bu Ketum. (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  PTUN Say No To PDIP
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...