Bagiku, ingatan adalah mesin waktu. Menyapa, mengais lupa, menemukan kita yang pernah kecewa disatu masa.” ~Wira Nagara
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ekian lama bungkam seribu bahasa, akhirnya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto buka suara soal kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun sayang, jawabannya mematahkan hati PKS yang selama ini terlanjur berharap banyak. Ya, pada akhirnya Prabowo menyerahkan urusan wagub DKI kepada Ketua DPD Partai Gerindra M. Taufik.
Puk, puk, puk, yang sabar ya PKS. Setelah dulu dilangkahi soal cawapres, sekarang dikhianati soal kursi wagub DKI. Huhuhu.
Saran aku sih mending tanya deh, bagaimana PKS di mata Prabowo? Kenapa dia mengambil langkah yang tidak sesuai kesepakatan? Kamu anggap aku apa, Mas? Kamu meremehkan aku Mas? Loh, jadi drama. Wkwkwk.
Tapi beneran deh, ku juga jadi bertanya-tanya, sebenarnya ini Prabowo yang suka lupa janji, atau PKS yang suka kegeeran sendiri sih? Dulu bilangnya Prabowo tidak akan mengkhianati PKS perkara pemilihan cawapres, eh ujung-ujungnya Sandiaga Uno yang ditarik jadi pendamping. Dulu bilang mau dikasih wagub DKI, eh sekarang malah dikasih saingan. Weleh-weleh…
Ditanya soal apakah PKS sudah mengajukan dua nama, Prabowo hanya menyebut semua telah diserahkan kepada ketua Gerindra di daerah. Ya, kalau sudah diserahkan ke M. Taufik, sudah bisa diprediksi ya bakal kayak apa. Wong Pak Taufik juga bersikeras untuk memperjuangkan kursi tersebut. Taufik pun mengaku akan segera melakukan komunikasi dengan PKS.
Cie, cie, cie, akhirnya Pak Taufik bisa tersenyum bangga ya. Kirain mah soal usulan jadi calon wagub cuma hoaks. Maapin aku yang nyinyir ini yaw. Sungkem dulu… Wkwkwk.
Berbeda dengan Taufik yang mungkin sekarang sedang senyum-senyum kegirangan, PKS bisa jadi sedang sibuk mencoba menghentikan hidungnya yang kembang kempis, saking kesalnya dengan sikap Prabowo dan Gerindra yang nggak konsisten.
Eh, tapi kan PKS udah bukan pertama kali dikecewain. Emangnya masih belum terbiasa gitu? Ehhh…
Kader PKS Jakarta Timur Amin Agustin mengatakan kalau sejumlah kader DPD PKS Jakarta Timur disebut kecewa dengan sikap inkonsisten Partai Gerindra.
Amin mempertanyakan, Gerindra dan PKS kan sudah jadi sekutu sejak lama, tapi kenapa PKS yang harus mengalah mulu?
Hmm, mana saya tahu. Coba tanya langsung ke Pak Prabowo. Siapa tahu dapat perjanjian baru. Ehh… Wkwkwk. (E36)