“Rakyat tidak menginginkan kata-kata, mereka ingin suara pertempuran-pertempuran untuk mengubah nasib mereka.” ~Gamal Abdel Nasser
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]emilih ganda menjadi masalah yang terus-terus muncul di setiap pemilu dan menjadi polemik. Data Pemilih Ganda(DPG) merupakan data pemilih yang terindikasi mempunyai NIK, Nama, tempat/tanggal lahir umur serta jenis kelamin yang sama atau berbeda namun terindikasi ganda. Kok bisa?
Pasalnya, masih ada masyarakat yang tidak mau mengurus surat pindah, padahal sudah berganti tempat tinggal. Emang kenapa ciiihh kok males banget? Birokrasinya bikin mau muntah ya? Hallo, Pak Tarno tolong dibantu yaa…
Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal mengklaim koalisi partai pendukung Prabowo-Sandiaga menemukan sekitar 25 juta data pemilih ganda dalam 137 juta (Dafatr Pemilih Sementara) yang dibuat KPU.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, 25 juta suara pemilih setara dengan 18 persen suara sah nasional atau 104 kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Hmm, banyak ya gaes…
Sementara itu, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani meminta KPU agar memberikan data DPS sebelum ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Kadung panik, kubu Gerindra kira ada 25 juta pemilih ganda dalam Daftar Pemilih Sementara KPU. Ehh, ternyata salah ngitung... Hmm Share on XKomisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis mengakui ada kemungkinan data pemilih ganda cuma nggak akan sampai 25 juta orang. Sampai saat ini KPU masih berusaha untuk meminimalisir penggelembungan pemilih ganda.
KPU sempat memberikan DPS kepada partai politik dalam bentuk soft file sekitar pertengahan Juli 2018. Dalam dokumen tersebut memang tercantum data setiap warga beserta Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Meski begitu, ternyata empat digit terakhir pada NIK tidak disertakan atau diganti tanda bintang. Hal tersebut untuk menjaga privasi warga negara. Nah, Viryan menduga angka yang disebutkan kubu Prabowo diperoleh dari data yang tidak lengkap.
Ternyata, empat angka di belakang NIK itu sangat penting karena menjadi identitias spesifik seorang warga, makannya nggak sama. Berbeda dengan angka yang ada di barisan depan, beberapa orang bisa memiliki angka yang sama. Makannya, waktu dianalisis sama kubu Prabowo, ada sejumlah NIK yang sama.
Hingga saat ini, KPU terus melakukan upaya pemutakhiran data. Berdasarkan datanya jumlah DPS 12 Juli 2018 terdapat 185.098.281 pemilih. Sedangkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sampai sekarangberjumlah 185.732.093pemilih dan Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 805 ribu.
Ingat gaes, Tuhan memang satu, tapi NIK kita berbeda… Wkwkwk. (E36)