“Itu haknya mereka (KSPI), boleh-boleh saja (mendukung). Tapi jangan mereka minta jatah jadi tiga menteri (ke Jokowi) tidak dikasih, terus mendukung orang lain.” ~ Oesman Sapta Odang.
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]onfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menjadi buah bibir pasca peringatan Hari Buruh Internasional 2018.
Bukan karena geliatnya mengerahkan buruh untuk menuntut hak dan berteriak atasnama kesejahteraan, tapi ada hal lain yang membuat KSPI dibicarakan banyak orang.
Tak lain dan tak bukan adalah langkah KSPI yang ‘memalak jatah’ kursi Menteri kepada Prabowo Subianto, karena telah dideklarasikan sebagai calon Presiden pilihan buruh pada momentum May Day 2018.
Tapi setelah diusut, ternyata ada indikasi kemungkinan kalau dukungan KSPI kepada Prabowo itu seperti opsi cadangan. Nah loh, opsi utama KSPI memangnya mau pilih siapa? Weleeeh weleeeh.
Opsi utamanya sih kabarnya, KSPI ingin melakukan pendekatan dengan Jokowi, sang petahana yang kembali maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
Tapi karena gagal bertemu Jokowi, akhirnya KSPI diduga melempar dukungannya ke Prabowo. Ehmm, kayak gitu toh ternyata, weleeeh weleeeh.
Nah kalau kata Oesman Sapta Odang sih, KSPI silahkan saja mendukung Prabowo sebagai calon Presiden, tapi asal dengan alasannya jelas.
OSO sih menilainya, jangan gara – gara KSPI ga dikasih tiga kursi menteri sama Jokowi, terus jadi balik badan ke Prabowo dong? Uhuuyyy, beneran begini nih?
Waduhhh, KSPI minta – minta kursi Menteri ke Jokowi juga? Ke Prabowo minta juga? Hmmm, transaksional dong kalau begini. Siapa yang mau kasih kursi menteri, bakalan didukung buruh? Gitu kali ya kesimpulannya.
Hadeuhhh, berarti sudah pasti ditunggangi dong kepentingan buruh kalau para pimpinan serikat buruhnya sudah kasar minta jatah Menteri begini, ehmmm haus kekuasaan amat.
Jadi yang mau diperjuangkan serikat buruh itu jatah menteri atau kesejahteraan buruh? Dilema ya, weleeeh weleeeh.
Sayang sekali, Jokowi tak memberi jatah bagi KSPI. Ehmm, tenang saja kan Prabowo masih legowo ngasih jatah Menteri ke KSPI. Tapi itu juga kalau menang Pilpres, weleeeh weleeeh.
Tapi pimpinan serikat buruh yang ngotot jadi menteri itu, sebenernya mampu dan layak ga sih? Mending dengerin apa yang disampaikan Tri Rismaharini kalau jabatan itu cuma titipan, kalau misalkan ga mampu jangan dipaksakan, uhuuuyy.
Kalau masih ngotot juga? Ahh syudahlah, memaksakan itu tidak baik, weleeeh weleeeh. (Z19)