HomeRagamKPUD Jayapura Diminta Netral

KPUD Jayapura Diminta Netral

Kecil Besar

Tudingan keberpihakan KPUD Jayapura ditengarai dengan adanya pasangan calon yang tiba-tiba dinyatakan gugur setelah sebelumnya sudah ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU.


pinterpolitik.com  Senin, 30 Januari 2017.

JAKARTA Pilkada serentak yang akan diselenggarakan sebentar lagi ternyata masih menyimpan polemik di beberapa daerah. Salah satunya adalah pilkada di Jayapura. KPUD Jayapura dilaporkan ke Komisi II DPR RI karena dinilai tidak netral, dituding memihak ke salah satu pasangan calon, yaitu Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Benhur Tomi Mano-Rustam Saru.

Tudingan keberpihakan KPUD Jayapura ditengarai dengan adanya pasangan calon yang tiba-tiba dinyatakan gugur setelah sebelumnya sudah ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU. Padahal, pasangan tersebut sudah melakukan kampanye. Pasangan calon tersebut adalah  Boy Marcus Dawir dan Nuralam.

Sebelumnya, pasangan calon Boy Marcus Dawir dan Nuralam dinyatakan tidak dapat mengikuti proses Pilkada melawan petahana Benhur Tomi Mano-Rustan Saru (BTM-Harus). Pasangan itu dianggap tak memenuhi syarat dukungan partai politik. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang mendukung Boy Marcus Dawir dan Nuralam, dinyatakan tidak sah karena adanya persoalan dualisme kepengurusan antara Isran Noor dengan Hari Sudarno. Keputusan ini membuat ajang kontestasi hanya diikuti satu pasangan calon.

Sementara kuasa hukum pasangan Boy Marcus Dawir dan Nuralam mengatakan bahwa kliennya telah sah mengikuti Pilkada Serentak ini. Mengenai pernyataan dukungan dari PKPI juga dinyatakan sah karena surat dukungan tersebut diberikan sebelum adanya konflik internal partai dan berdasarkan keputusan Kementerian Hukum dan HAM serta Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jayapura, kepengurusan Isran ketika itu dinilai sah.

Polemik ini terungkap semenjak Majelis Rakyat Papua (MRP) mendatangi Komisi II DPR RI untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka berharap jalannya Pilkada Jayapura tetap diikuti dua pasangan. Di Jayapura sendiri, pendukung Boy Marcus Dawir dan Nuralam menggelar berbagai aksi unjuk rasa guna membatalkan sikap KPUD. Menurut mereka, keputusan tersebut mencederai demokrasi karena tak sesuai aturan.

“Pemilu dengan calon tunggal sama saja perusak demokrasi di Papua,” ujar Panji Agung Mangkunegoro, pendukung BMD-Alam dalam keterangannya.

Hasil dari pengaduan tersebut adalah KPUD Jayapura akan segera menjalani sidang pengaduan pelanggaran kode etik yang akan diselenggarakan pada Selasa, 31 Januari 2017 oleh Dewan Pengawas Penyelenggara Pemilu dengan agenda mendengarkan pokok pengaduan dan jawaban teradu.

Akibat dari polemik tersebut, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memutuskan untuk memecat Ketua KPU Kota Jayapura Yermias Numberi dan dua anggotanya, Yusuf H Sraun dan Regina A Yaung. Hal serupa juga dilakukan kepada Ketua Panwaslu Kota Jayapura Soleman Clinton Maniani. Penyebabnya, mereka dinilai tak menjalankan tugas secara profesional.

Ternyata masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak ini, terutama masalah netralitas dalam penyelenggaraannya. Terlalu fokusnya Pilkada Serentak ini kepada Pilkada DKI Jakarta dan kurang terekspose-nya Pilkada – Pilkada di daerah ini harusnya menjadi catatan penting bagi KPU dan KPUD selaku penyelenggara pemilu. (berbagaisumber/A15)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Honey Trapping: Kala Rayuan Jadi Spionase

Sejumlah aplikasi kencan tercatat kerap digunakan untuk kepentingan intelijen. Bagaimana sejarah relasi antara spionase dan hubungan romantis itu sendiri?

Menguak CPNS “Gigi Mundur” Berjemaah

Fenomena undur diri ribuan CPNS karena berbagai alasan menyingkap beberapa intepretasi yang kiranya menjadi catatan krusial bagi pemerintah serta bagi para calon ASN itu sendiri. Mengapa demikian?

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

Korban Melebihi Populasi Yogya, Rusia Bertahan? 

Perang di Ukraina membuat Rusia kehilangan banyak sumber dayanya, menariknya, mereka masih bisa produksi kekuatan militer yang relatif bisa dibilang setimpal dengan sebelum perang terjadi. Mengapa demikian? 

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.

Hasto Will be Free?

Dengarkan artikel ini? Audio ini dibuat menggunakan AI. Interpretasi terbuka saat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto tampil begitu percaya diri dan justru sumringah di tengah...

Rusia dan Bayang-Bayang “Rumah Bersama Eropa”

Di masa lampau, Rusia pernah hampir jadi pemimpin "de facto" Eropa. Masih mungkinkah hal ini terjadi?

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...