HomeRagamKPU dan Polres Jakut Gelar Simulasi Pengamanan Pilkada

KPU dan Polres Jakut Gelar Simulasi Pengamanan Pilkada

Seperti yang kita tahu, Pilkada DKI Jakarta berlangsung sangat panas mulai dari masa kampanye seperti yang saat ini sedang berlangsung.


pinterpolitik.com  Jumat, 27 Januari 2017.

JAKARTA Pilkada DKI tinggal menghitung hari, untuk itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Utara (Jakut) bersama Polres Jakut menggelar acara simulasi pengamanan Pilkada. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran soal kondisi yang akan dijalani saat hari pemungutan suara pada 15 Februari 2017.

Aparat Polres Jakarta Utara bersama KPU, Panwaslu Jakut, Pemkot Jakut dan Kodim 0502/JU menggelar simulasi Pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di GOR Yos Sudarso, Jakarta Utara, Kamis (26/1).

Untuk simulasi pengamanan, Direktur Sabhara Polda Metro Jaya Kombes Pol Ahmad Subarkah mengatakan latihan pengamanan itu diikuti oleh beberapa kesatuan, seperti Satuan Samapta Bhayangkara (Sat Sabhara), Satuan Pengamanan Objek Vital, dan Brimob. Untuk personel yang diturunkan sebanyak 647. Ratusan personel itu terdiri dari Polsek, Polres, Polda, Mabes Polri, dan Polisi Satwa, juga ada dari TNI dan Satpol PP.

Seperti yang kita tahu, Pilkada DKI Jakarta berlangsung sangat panas mulai dari masa kampanye seperti yang saat ini sedang berlangsung. Jadi, bisa dikatakan bahwa Pilkada DKI hampir sama panasnya seperti pemilihan presiden.

Menurut ketua KPU Kota Jakarta Utara, Abdul Muin, ia mengatakan  bahwa simulasi pengamanan TPS merupakan sebuah prosedur tetap bagi kepolisian untuk melakukan pengamanan selama tahapan paling penting dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Abdul Muin

“Potensi kerawanan yang perlu dicermati adalah kemarahan warga yang tidak terdaftar dalam DPT, serta proses penghitungan suara setelah diselesaikannya pemungutan suara,” kata Abdul.

Kenapa pelatihan ini dititik beratkan di Jakarta Utara, Abdul Muin menginformasikan bahwa nanti

Baca juga :  Possible Rebound Andika Perkasa

di Kotamadya Jakarta Utara akan dihadiri 17 negara dan 14 perwakilan NGO internasional yang akan menyaksikan pemungutan suara.

“Jadi pola pengamannya berbeda dengan pilkada DKI beberapa waktu lalu. Dalam latihan tersebut, pihaknya juga akan mensimulasikan mulai dari pengawalan kertas suara, mulai dari percetakan hinggaa dibawa ke KPU. Kalau personel tetap tergantung karakter wilayah, kalau masuk kategori rawan bisa saja ada penambahana personel” tuturnya.

Meninjau kembali Pilkada DKI, bisa kita telisik kebelakang bagaimana panasnya atmosfer Pilkada DKI Jakarta, banyak isu – isu yang dilemparkan mulai dari isu ras hingga isu agama yang berakhir dengan diperiksanya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diduga melakukan penistaan agama yang sidangnya masih berlangsung hingga kini.

Selain itu yang terhangat adalah diperiksanya pasangan nomor urut 1, Sylviana Murni, dengan kasus

korupsi pembangunan Masjid Al Fauz di kantor Walikota Jakarta Pusat dan dugaan korupsi dana bantuan sosial pada Kwarda Pramuka DKI Jakarta tahun anggaran 2014-2015 senilai Rp6,8 miliar.

Jadi, sebuah keharusan sepertinya untuk meningkatkan keamanan pada saat Pilkada DKI Jakarta nanti berlangsung, karena bisa saja timbul kerusuhan di berbagai titik pemilihan oleh masyarakat yang pro dan kontra dengan para cagub dan cawagub ini.

Namun, pemerintah juga seharusnya tidak hanya menitik beratkan keamanan hanya di Pilkada DKI Jakarta saja, karena pemilihan di daerah-daerah lain di Indonesia juga penting untuk di awasi keamanannya. Terlebih di wilayah terpencil dan perbatasan yang bisa saja menimbulkan konflik disana saat pemilihan.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan tersebut, masyarakat Indonesia juga harusnya berperan serta menjaga keamanan dan ketertiban saat Pilkada berlangsung. Satu yang harus dimiliki oleh masyarakat adalah sikap berani menerima kekalahan jika cagub dan cawagub pilihannya tidak menang dalam pemilihan.(berbagaisumber/A15)

Baca juga :  PDIP and the Chocolate Party

 

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Dengarkan artikel ini: Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut. Meski belum juga terjadi, banyak yang...

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...