HomeDuniaKorut Salahkan Malaysia

Korut Salahkan Malaysia

Kecil Besar

Polisi Malaysia, Rabu (22/7), menyebut nama seorang diplomat Korea Utara bersama seorang pejabat maskapai penerbangan negara itu sebagai pihak yang ingin diperiksa atas pembunuhan Kim Jong Nam (46).


pinterpolitik.com

SEOUL – Kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, menyeret hubungan dua negara, Korut dan Malaysia, makin panas. Pada Kamis (23/2/2017) Korut menyalahkan Malaysia atas kematian  Jong Nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur, pekan lalu.

Di samping itu, Korea Utara menuduh pemerintah “bersikap tidak ramah” sesuai skenario yang disusun oleh Korea Selatan. Menurut media, skenario itu menyebutkan, agen Pyongyang telah membunuh Kim Jong Nam.

Pada awalnya, Malaysia  mengatakan kepada Korea Utara bahwa seseorang yang memegang paspor diplomatik telah meninggal karena serangan jantung di Bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari, sebagaimana diberitakan kantor berita Pyongyang, KCNA.

Menurut KCNA, Malaysia dengan cepat mengubah sikapnya dan mulai mempersulit masalah itu setelah laporan muncul di Korea Selatan bahwa seorang pria telah tewas diracun, dengan mengutip juru bicara komite negara.

Berita KCNA lebih lanjut menyebutkan: “Yang makin perlu mendapat perhatian serius adalah kenyataan bahwa tindakan-tindakan yang tidak adil di sisi Malaysia bertepatan dengan persekongkolan anti-DPRK yang diluncurkan oleh pihak berwenang Korea Selatan.”  Yang dimaksudkan DPRK adalah  nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.

“Tanggung jawab terbesar untuk kematiannya terletak pada Pemerintah Malaysia karena warga negara DPRK meninggal di wilayahnya,” kata laporan itu.

Polisi Malaysia, Rabu (22/7), menyebut nama seorang diplomat Korea Utara bersama seorang pejabat maskapai penerbangan negara itu sebagai pihak yang ingin diperiksa atas pembunuhan Kim Jong Nam (46).

Baca juga :  Turf War Bluebird vs Xanh SM

Kepala Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan, kedua pejabat itu berada di Malaysia, tapi tidak bisa mengkonfirmasi jika mereka berada di Kedutaan Besar Korea Utara.

Polisi Malaysia  telah mengidentifikasi delapan warga negara Korea Utara yang diduga terhubung dengan pembunuhan itu. Salah satu di antaranya sudah ditahan.

Selain itu, Polisi Malaysia menangkap dua  perempuan, seorang asal Indonesia dan Vietnam. Khalid mengatakan, kedua perempuan itu menyemprotkan cairan mengandung racun, yang belum diketahui jenisnya, di wajah Kim Jong Nam.

Pada perkembangan lainnya, Malaysia telah menolak permintaan Korea Utara agar jenazah diserahkan ke kedutaan besarnya secara langsung. Pihak berwenang di Kuala Lumpur mengatakan, jenazah akan disampaikan kepada kerabat meskipun tak ada satu pun yang mengklaimnya.

Sementara itu, KCNA menuduh Malaysia melanggar hukum internasional dengan mengautopsi seseorang pemegang paspor diplomatik.

Sebelumnya, Khalid menyebutkan, kepolisian meningkatkan pengamanan di rumah duka, tempat jenazah Kim Jong Nam berada, terutama setelah ada upaya mencuri jenazah tokoh tersebut. (Kps/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

Teror Soros, Nyata atau “Hiperbola”? 

Investor kondang George Soros belakangan ramai dibincangkan di media sosial. Apakah ancaman Soros benar adanya, atau hanya dilebih-lebihkan? 

Begitu Sulit Sri Mulyani

Kementerian Keuangan belum juga memberikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025.

Mitos “Hantu Dwifungsi”, Apa yang Ditakutkan?

Perpanjangan peran dan jabatan prajurit aktif di lini sipil-pemerintahan memantik kritik dan kekhawatiran tersendiri meski telah dibendung sedemikian rupa. Saat ditelaah lebih dalam, angin yang lebih mengarah pada para serdadu pun kiranya tak serta merta membuat mereka dapat dikatakan tepat memperluas peran ke ranah sipil. Mengapa demikian?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...