Site icon PinterPolitik.com

Konsultan Politik Jokowi-Prabowo

konsultan politik prabowo jokowi

Prabowo Subianto dan Joko Widodo. (Foto: Mata Mata Politik)

“Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing. Diktat-diktat hanya boleh memberi metode, tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.” ~W.S. Rendra


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]egala yang asing mendadak jadi hal menjijikan yang harus dihindari bagi kedua calon pasangan yang akan berlaga di Pilpres 2019. Asing? Jenis binatang apa itu? Kita tak kenal? Wkwkwkwk.

Sekarang yang lagi ramai adalah isu yang menyebutkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan jasa konsultan asing. Malah, kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto, jasa konsultan itu telah digunakan sejak Pilpres 2014.

Isu tersebut tentu ditepis mentah-mentah oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso mengatakan hanya merekrut orang-orang yang rela menuangkan pemikirannya secara sukarela. Lagi pula, menurutnya, tim BPN juga nggak punya dana.

Weleh-weleh, jadi fakta atau hoaks nih? Kok Pak Sekjen bisa tahu-tahuan masalah dapur tetangga? Punya tukang ngintip ya? Data mana data? Hehehe.

Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir menegaskan pihaknya tak memiliki konsultan politik. Konsultan kampanye kubu Jokowi-Ma’ruf adalah rakyat. Menurut Erick, hanya rakyat konsultan yang paling bagus dan paling tahu.

Wuidiiihh, ngeri… Ngomong-ngomong mau dibayar pakai apa rakyatnya Pak? Nggak cuma dibayar janji manis aja khaannn? Sudah kenyang kami Pak. Hehehehe.

Masa iya mau menang pemilu nggak pakai konsultan politik. Percaya atau nggak? Share on X

Erick dengan tegas mengatakan pihaknya menolak memakai jasa konsultan, apalagi konsultan asing demi memenangkan pilpres.

Hasto mengatakan, alasan tak menggunakan konsultan politik asing karena tak mau demokrasi di Indonesia terpapar asing. Kubunya konsisten tak pernah menggunakan konsultan asing.

Ealah emang produk asing sebegitu membahayakannya ya? Terus kenapa kita impor film-film asing? Kenapa ada Sinetron ‘Uttaran’ di layar kaca Indonesia? Nggak takut budaya kita terpapar asing? Kenapa Asian Games kemarin mengundang artis K-Pop? Nggak takut perilaku artis kita terpapar gaya asing? Wkwkwk

Eh, nggak kayak gitu logikanya ya? Ya, kalau yang lain mah boleh impor, asal jangan konsultan politik. Tapi mungkin bahayanya bukan karena takut demokrasi terpapar kali, tapi takut digoreng sama kubu lawan. Ups!

Sudah, sudah ya, nggak usah tuduh-tuduhan lagi siapa yang pakai konsultan asing siapa yang tidak. Fokus saja memperkenalkan visi misi kepada masyarakat luas. Jangan kebanyakan goreng isu. Jangan sampai, sudah mendekati pemilu, visi misi paslon masih samar-sama diingatan rakyat. Jangan loh ya… Janji? Ok, SarangheUwuwuwuwuw… (E36)

Exit mobile version