HomeTerkiniKONSORSIUM PERTAMINA SIAP BANGUN PLTGU JAWA 1

KONSORSIUM PERTAMINA SIAP BANGUN PLTGU JAWA 1

Konsorsium Pertamina sangat solid dan siap menandatangani PPA PLTGU Jawa 1 dengan PLN. Tidak ada lagi isu teknis dan komersial karena konsorsium sudah menyelesaikan isu-isu tersebut dan menyepakati ekspektasi PLN dengan serapan 60 persen.

pinterpolitik.com – Rabu, 25 Januari 2017

JAKARTA – Pertamina dan konsorsium siap menandatangani power purchase agreement/PPA (perjanjian jual-beli) listrik dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 dengan PT Perusahaan Listrik Negara.

Ketua Konsorsium Pertamina, Ginandjar, Rabu (25/1/2017), mengemukakan, proyek ini harus jadi karena merupakan iconic project yang menggabungkan floating storage regasification unit (FSRU) dan PLTGU yang pertama di Asia dan yang terbesar di Asia Tenggara.

Proyek PLTGU Jawa 1 adalah bagian dari program pembangunan pembangkit listrik yang keseluruhan berkapasitas 35.000 megawatt. Program ini diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada masa awal pemerintahannya dan ditargetkan selesai 2019.

Proses tender PLTGU Jawa 1, berkapasitas 2 x 800 mw, dirampungkan pada Oktober 2016 dan konsorsium Pertamina bersama Marubeni dan Sojitz Corporation ditetapkan sebagai peringkat pertama atau pemenang tender. Namun, penandatanganan PPA molor.

Menurut sumber, konsorsium Pertamina sangat solid dan siap menandatangani PPA PLTGU Jawa 1 dengan PLN. Tidak ada lagi isu teknis dan komersial karena konsorsium sudah menyelesaikan isu-isu tersebut dan menyepakati ekspektasi PLN dengan serapan 60 persen.

Isu “bankability” sudah selesai dan konsorsium tidak mempermasalahkan PPA ditandatangani sebelum adanya SPA LNG (liquefied natural gas). Konsorsium sudah mengusulkan solusinya dan tinggal menunggu kesiapan PLN.

Apabila tercapai kesepakatan, konsorsium melihat proyek PLTGU Jawa 1 bisa menjadi momentum terbaik buat Indonesia, konsorsium Pertamina, dan PLN, di mana secara teknis komersial ini akan menjadi benchmark baru dalam tarif pembelian listrik oleh PLN dari PLTGU dan memberikan jaminan kepastian berinvestasi di sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

Proyek Jawa-1, yang diperkirakan bernilai USD 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun, juga menjadi momentum penting sinergi BUMN karena melibatkan dua BUMN besar yang bergerak di bidang energi dan kelistrikan serta dapat menjadi pondasi program kelistrikan 35.000 mw dari Pemerintah Indonesia.

Sesuai spesifikasi, PLTGU Jawa 1 merupakan pembangkit listrik berbasis gas terbesar di Asia Tenggara dan merupakan yang kedua di dunia yang mengintegrasikan FSRU dengan PLTGU (CCGT: combined cycle gas turbine), melibatkan 18 mitra internasional dan domestik yang bepengalaman dalam pembangunan FSRU dan CCGT, seperti Samsung C&T, Samsung Heavy Industry, Meindo Indonesia, dan Exmar sebagai operator FSRU.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan proyek PLTGU Jawa 1, bagian dari megaproyek 35.000 mw tetap berjalan. Menurut Wapres, risiko dalam proyek independent power producer (IPP) seharusnya dapat ditanggung oleh developer atau konsorsium pengembang.

Seusai meresmikan Overpass Antapani di Bandung, Selasa (24/1, Wapres mengatakan, dengan adanya dua BUMN dalam proyek itu, yakni PT Pertamina dan PLN, seharusnya proyek tersebut layak jalan. (S21/E19/Bisnis)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...