“Jangan menjadi orang yang penakut dalam melangkah, walau kita tetap harus memperhitungkan langkah kita.”
PinterPolitik.com
[dropcap]G[/dropcap]aung Pemerintah untuk menggalakkan pemberantasan hoax atau berita bohong semakin menjadi – jadi.
Namun, kenyataannya ternyata tak berbanding lurus dengan perilaku para pejabat di lingkaran eksekutif dan legislatif. Bukannya jadi aktor utama memberantas hoax tapi malah mengambil bagian sebagai penyebar hoax. Ah, syudahlah.
Miris? Sudah pasti. Misalnya aja nih, beberapa waktu lalu, Sandiaga S. Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta berencana membongkar ‘aib’ salah satu Menteri Kabinet Kerja yang menyebar hoax perihal Asian Games 2018.
Sekelas Menteri loh yang nyebar hoax, weeleeeeh weleeeeeh, apalagi yang lain coba. Serius ga serius sih berantas hoax-nya hufft.
Tapi ternyata ada yang lebih parah lagi. Hoax yang disebarkan itu tak hanya sebatas informasi bohong, tapi hoax tersebut bermuatan ‘serangan’ politik.
Hmmm, pejabat semakin menggila saja ya. Makin pesimis rasanya kalau pejabatnya sendiri malah pake hoax untuk menyerang. Weleeeeeh weleeeeh.
Hal ini dialami oleh Khofifah Indar Parawansa yang sedang gencar bertarung di Pilgub Jawa Timur. Hmmm, Khofifah perlu hati-hati banyak serangan di momentum politik kaya gini. Weleeeeh weleeeeh.
Karena tak terima dengan tindakan pejabat penyebar hoax ini, tim pemenangan Khofifah akhirnya mengancam akan melaporkan pejabat ini kepada Badan Kehormatan DPRD Jawa Timur.
Wah berarti yang nyebar hoax itu anggota DPRD Jawa Timur dong? Ettttt, kasar banget agresinya, weleeeeh weleeeeh.
Woailah, usut punya usut, pejabat penyebar hoax itu bahkan Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar yang merupakan kader PKB. Waduh, makin ngeri amat ya tahun politik, ggrrrrr.
Gus Halim ini awalnya menyebarkan poster ke grup Whatsapp yang diduga sebagai serangan kepada Khofifah. Alhasil, Halim diancam oleh para loyalis Khofifah dan akan dilaporkan kepada Badan Kehormatan.
Yahhh, ternyata Ketua DPRD ini tak melakukan perlawanan apapun, ia malah mengakui bahwa ia gaptek alias gagap teknologi. Jadi penyebaran poster itu diakibatkan kegaptekannya. Weleeeeh weleeeeh.
Akhirnya, Ketua DPRD ini langsung meminta maaf. Hadeeeuhhh , takut kena sanksi Badan Kehormatan ya, wkwkwk. Masa jadi politikus penakut sih, weeleeeeh weleeeh. (Z19)