Site icon PinterPolitik.com

Kelam Mata Fadli ‘Nyinyir’ Ulama

Kelam Mata Fadli ‘Nyinyir’ Ulama

Istimewa

“Kemarahan saya memuncak karena hinaan saudara Fadli Zon kepada kiai saya, KH Yahya Cholil Staquf, terkait acara di Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti presiden.” ~ Wasekjen Partai Gerindra, Mohammad Nuruzzaman.


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]olitik itu memang kejam ya. Hal baik pun jika sudah masuk ke ranah politik, ada kemungkinan bisa diplintir dan dikesankan sebagai hal tidak baik. Bahkan menyerukan hal baik pada pihak yang dianggap jahat, juga bisa dianggap sesuatu yang tidak mendukung orang-orang di pihak yang baik. Mmm, kok jadi rumit gini ya. Ya begitulah politik, apa aja bisa diplintir bahkan hingga 180 derajat.

Ya seperti pada polemik kepergian KH. Yahya Cholil Staquf -Cendekiawan Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama- ke Yerusalem sebagai pembicara di American Jewish Committee (AJC) Global Forum, akhir pekan kemarin. Partisipasi Yahya dianggap sebagian pihak sebagai pengkhianatan terhadap agama dan rakyat Palestina.

Bahkan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, mencibir kehadiran Yahya karena tidak memberikan statement yang berbobot dengan membela kemerdekaan Palestina. Menurutnya, hal itu memalukan bangsa Indonesia karena dianggap gak punya sensitivitas pada perjuangan Palestina. Weh, diplitir abis.

Mmm, emangnya apa sih yang Yahya bicarain di sana? Nih ya, eike kasih tau. Berdasarkan laman NuOnline, hasil analisa Computer Assited Qualitative Data Analysis (CAQDAS) terhadap pernyataan Yahya, memperlihatkan bahwa ia dominan membahas mengenai Gus Dur (16,67 persen), agama (13,64 persen), dan rahmah (12,12 persen). Menurut Yahya, rahmah begitu penting diserukan untuk menegakkan keadilan dimuka bumi ini.

Jadi gimana guys, ada yang salah gak sama apa yang disampaikan ulama NU ini? Fadli Zon mah bisanya mempolitisasi aja ya. Dan gegera nyinyiran itu, Wasekjen Partai Gerindra, Mohammad Nuruzzaman menyatakan mundur dari partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, loh. Waduh, ada yang kiciwa nih.

Menurut Nuruzzaman, apa yang dicibir Fadli adalah penghinaan terhadap ulama. Fadli dinilainya telah membelokkan esensi yang disampaikan Yahya, menjadi hal politis terkait isu ganti presiden. Giliran ulamanya gak sekubu pasti dinyinyirin, meski hal yang disampaikan menyerukan kebaikan sekalipun.

Eh, giliran ulama sejenis Amien Rais yang melemparkan pernyataan kontroversi, seperti politisasi masjid, partai setan, dan partai Allah, hingga “Tuhan malu jika gak mengabulkan doa umat”, engga ada tuh kritik dari Fadli. Tebak kenapa coba? Ya karena mereka satu kubu. Jiah, cape deh. Menurutnya apapun tetap benar, selama itu sekubu.

Politisi yang menduakan agama di bawah kepentingan politik, gak akan bisa melihat kebenaran dari nilai kebaikan dalam agama itu sendiri. Seperti halnya yang dikatakan oleh filsuf Voltaire (1694-1778): “The truths of religion are never so well understood as by those who have lost the power of reason.” (K16)

Exit mobile version