“Pak Jokowi cukup sampai di sini, beliau harus bisa legowo memberikan kesempatan kepada sosok yang lebih mampu memimpin bangsa ini, terutama yang benar-benar memahami kondisi rakyat dan umat.” ~ Forum Aspirasi Rakyat Indonesia, Lieus Sungkharisma.
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]emilu tahun ini rasanya penuh dengan aneka macam tagar ya. Saking banyaknya jadi pusing pala barbie nih. Tagar ini sih umumnya muncul dari pihak-pihak yang berkeinginan agar Presiden Jokowi gak melanjutkan dua periode. Tagar terbaru, #2019IndonesiaPascaJokowi yang baru aja di launching 28 Mei lalu, kini juga udah mulai menunjukkan taringnya.
Para inisiator Gerakan ini memulai agenda kegiatan mereka di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Sabtu lalu. Dan bisa ditebak siapa aja yang datang meramaikan kegiatan ini. Sebut aja Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Fadli Zon, hingga mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, dan Neno Warisman. Wew.
Lihat saja siapa yang menghadiri acara ini dan siapa saja yang terlibat segala yang berbau gerakan 2019 ganti presiden. Orangnya itu-itu aja kan? Jadi gerakan ini diinisiasi, digembar-gemborkan, dan diklaim oleh mereka sebagai gerakan masif tak terbendung, dan bahkan diributin oleh mereka sendiri juga. Hadeuh.
Menurut eike nih ya, mereka itu sadar benar bahwa mereka terlalu berat melawan Jokowi. Presiden Jokowi sudah melesat dan maju sangat jauh, sementara mereka bisanya cuma nyinyir, berkomentar tak nyambung, menjelek-jelekkan. Giliran dikonfrontir sumber data kritikan, eh ternyata hasil comot ngasal.
Harusnya tuh ya, mereka menunjukan keunggulan apa yang mereka miliki. Dan perubahan apa yang mereka tawarkan. Masa cuma bisa teriak ganti presiden, pokoknya Jokowi harus satu periode. Tapi alasan yang mereka berikan gaje. Padahal sosok Capres yang mereka tawarkan belum keliatan batang idungnya.
Ini mah gak beda sama kumpulan orang frustasi mencari capres untuk menandingi Jokowi, gak punya visi dan misi, gak punya program yang bisa ditawarkan ke masyarakat. Jadinya ya begini deh, kayak orang putus asa, keliatan dari manuver yang hanya membodohi masyarakat. Susumu (Suka-suka kamu) aja lah.
Kalau sekedar menuding itu mah mudah. Eike rasa anak TK juga bisa. Tapi kalau cuma bisa mengkritik doang tanpa membawa opsi nyata yang lebih baik, itu gak lebih membantu. Dan mebuat gerakan semacam ini justru memperlihatkan mereka tampak konyol. Seperti halnya yang dikatakan filsuf Voltaire (1694-1778): “I have never made but one prayer to God, a very short one: “O Lord make my enemies ridiculous.” And God granted it.” (K16)
Bersama warga menyanyikan Lagu #2019gantipresiden di Tausiyah Kerakyatan #2019INDONESIAPASCAJOKOWI di Kampung Aquarium, Jakarta Utara. pic.twitter.com/Qse5XHJVvE
— Kabar Fadli Zon (@KabarFZ) June 9, 2018