Saat Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di acara diskusi mengenai perempuan dalam lingkup ketenagakerjaan, Selasa (14/2) lalu, merupakan pertemuan dua kepala negara yang sebenarnya memiliki kebijakan perempuan yang sangat bertolak belakang.
pinterpolitik.com
AMERIKA SERIKAT – Di AS saat ini masih berlangsung aksi #GrabYourWallet yang memboikot semua produk usaha Trump dan keluarganya. Aksi masyarakat yang kemudian banyak mendapatkan dukungan para pengusaha ini, berawal dari sebuah video yang memperlihatkan ucapan Trump yang dianggap melecehkan perempuan.
Presiden AS yang dilantik Januari lalu ini, juga dikenal genit karena sering menggoda wanita-wanita cantik. Ia juga kerap melontarkan perkataan yang tidak sopan dan sangat merendahkan seorang perempuan, terutama mengenai fisiknya. Sudah banyak korban yang mengaku dilecehkan oleh ucapan Trump, bahkan Ivanka yang anak perempuannya sendiripun pernah ia rendahkan.
Dari segi kebijakan, Trump diprotes karena merevisi peraturan yang mengakibatkan sulitnya wanita untuk mendapat kontrasepsi dan akses aborsi. Termasuk menghentikan dana organisasi Planned Parenthood yaitu klinik yang menyediakan kontrasepsi, layanan aborsi medis, serta tes penyakit infeksi menular di seluruh negara bagian AS, dan Care Act (penjaminan pil kontrasepsi gratis bagi yang memiliki asuransi).
Tidak seperti Trump, PM Kanada Justin Trudeau yang dilantik pada 4 November 2015, memiliki kebijakan yang sangat mengakomodir peran perempuan. Trudeau bahkan memiliki kabinet yang seimbang secara gender, yaitu 15 menteri wanita dan 15 menteri pria. Ia juga dikenal sebagai politikus yang mendukung hak-hak kaum perempuan, bahkan dengan bangga menyebut dirinya sebagai feminis.
Trudeau juga banyak disukai karena berwajah tampan dan sikapnya sopan, terutama pada perempuan. Meski begitu, suami dari Sophie Gregoire yang baru berusia 45 tahun ini, sangat setia dengan keluarganya. Ia tak pernah lupa membawa istri dan ketiga anaknya saat tampil di muka publik.
Keluarga, diakui Trudeau, merupakan bagian yang lekat dengan kesehariannya dan menjadi penyemangat bagi karir politik PM termuda kedua di Kanada ini. “Justin sudah mengeksplorasi dunia sejak masih muda, ketika ayahnya PM Pierre Trudeau menjabat. Dia sudah dibesarkan di tengah perhatian publik,” ungkap Alex Marland, profesor bidang politik di Universitas Memorial, Newfoundland.
Pandangannya mengenai keutuhan keluarga ini, juga disosialisasikan melalui kampanye berslogan “Real Change”. Salah satu programnya, adalah membangun sistem yang lebih family friendly. Ia mengubah tradisi sistem parlemen yang berlangsung pada hari Jumat, yaitu dimulai lebih awal dari waktu biasanya agar bisa berakhir lebih cepat.
Kebijakan-kebijakan Trudeau yang terbuka tanpa melupakan tradisi ini, mampu membuat publik Kanada jatuh cinta padanya. Tidak seperti Trump yang menerapkan kebijakan konvensional secara kaku, sehingga menciptakan penolakan dari warganya. (Berbagai sumber/R24)