“Terpelajar itu sudah harus adil semenjak dalam pikiran.” ~Pramoedya Ananta Toer
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]antan Timses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, La Nyalla Mattalitti kini sudah memutuskan bergabung dengan Joko Widodo di Pilpres 2019. Ya, sebenarnya itu menjadi hal yang wajar sih, tapi jadi aneh ketika mendengar rekam jejak La Nyalla yang katanya dalang dari segala fitnah tentang Jokowi PKI, Kristen, antek asing, dan lain-lain.
Kata orang masa lalu ya masa lalu. Lagi pula Jokowi sudah memaafkan. Tapi apakah itu adil?
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru yang pengen buanget mantan ketua umum PSSI ini untuk dipolisikan. Kenapa? Karena secara hukum, penyebaran fitnah yang pernah dilakukannya adalah pelanggaran.
Anggota BPN Ferdinand Hutahaean bahkan mengatakan yang dilakukan La Nyalla itu sama saja dengan Ratna Sarumpaet saat berbohong soal dipukuli. Sama-sama pembohongan publik. Tapi kenapa perbuatan Ratna tidak selesai dengan minta maaf? Sedangkan La Nyalla… gitu… Hehehe.
Siapa yang jamin La Nyalla yang dulu bukanlah yang sekarang? Baru bilang tobat saja sudah menyalakan kembali politik indentitas. Share on XFerdinand menilai penyidikan terhadap La Nyalla akan membersihkan nama Jokowi, sekaligus dapat menghapus tuduhan liar yang selama ini melumuri Timses Prabowo-Hatta.
Menurut Ferdinand, polisi harus bekerja. La Nyalla harus dimintai keterangan siapa yang menyuruh dan membiayai. Jangan-jangan La Nyalla sendiri dalang dibalik fitnah tersebut, dia biayai sendiri dan dilakukan sendiri tanpa perintah pihak manapun.
Ya, kalaupun ternyata pihak kepolisian enggan menyanggupi permintaan itu, Ferdinand katanya maklum. Politisi yang menjabat Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat tersebut mengaku sudah nggak heran dengan penegakan hukum di negeri ini.
Ferdinand mengaku salah satu alasan pihaknya menolak rezim sekarang memerintah dua periode ini adalah karena ketidakadilan penegakan hukumnya, yang dinilai tajam ke pihak oposisi tapi tumpul ke para pedukung pemerintah.
Aku pun juga dari awal heran, kok dengan gampangnya La Nyalla minta maaf dan dengan asyiknya juga dimaafkan Jokowi. Kenapa? Karena La Nyalla bersedia mendirikan posko relawan Jokowi-Ma’ruf di Jawa Timur? Edededeh… (E36)