“Tidak ada suatu gagasan yang kelihatannya sangat aneh untuk dipertimbangkan.” ~Winston Churcill
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]etelah kemarin nama Najwa Shihab muncul sebagai moderator debat capres kedua menjadi perdebatan, sekarang gantian nama Karni Ilyas yang digoreng habis-habisan. Lagi-lagi kedua kubu belum bisa sehati menentukan pilihan.
Beuhhh, lama-lama dikasih nama Uya Kuya, Billy Saputra, Nikita Mirzani, atau Feni Rose juga nih. Selain bikin acara debat menjadi amat sangat santai dan dramatis, debat juga bisa diwarnai dengan keributan-keributan yang tidak perlu. Netizen zaman sekarang kan suka keributan. Hehehe.
Nama Karni Ilyas masuk dalam daftar moderator debat capres atas usulan pihak stasiun televisi (TV) penyelenggara debat. Tapi masih belum diputuskan jadi nggaknya.
Eik sendiri sih merasa bingung, kenapa juga nama Karni Ilyas masih dimunculkan? Padahal akhir tahun lalu Karni sudah bilang, kalau doi nggak mau dipilih sebagai moderator debat. Menurutnya, hajatan sebesar debat sebaiknya dibawakan oleh moderator yang lebih muda, pintar, dan cekatan. Gimana tuh?
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sih setuju banget dengan kehadiran wartawan senior tersebut. Mereka yakin debat akan lebih berbobot kalau dibimbing oleh Karni.
Ehmm, yaaa… Selain berbobot, Karni dengan BPN kayaknya juga udah best friend forever banget gitu kan? Ups, iya nggak sihhh? Hehehe.
Setiap bagian penyelenggara debat capres-cawapres nggak boleh memihak, harus independen... Share on XSementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin memiliki pilihan yang berbeda. Mereka menolak secara halus usulan Karni menjadi moderator. Daripada jadi moderator, TKN malah mengusulkan agar Karni menjadi panelis. Soalnya kan udah senior banget nih. Kapasitasnya dinilai sudah di atas moderator.
Tapi yakin nih mau dijadiin panelis aja? Bukannya waktu itu Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir pernah menilai Karni Ilyas ada kecenderungan berpihak ke kubu Prabowo ya? Apa udah nggak ngerasa gitu?
Menurut eik ya, untuk memutuskan ini KPU juga perlu mempertimbangkan penilaian masyarakat. Jangan sampai masyarakat kecewa seperti debat capres-cawapres perdana. Nggak mau kan terus-terusan di-bully masyarakat gara-gara dianggap nggak becus menyelenggarakan acara debat berkualitas dan seru? Jangan sampai dong ya…
Makanya, coba sekarang dipikir-pikir lagi, apakah dengan memilih Karni Ilyas yang suaranya seral-serak basah itu, masyarakat senang nggak? Terus durasi debatnya cukup nggak jika doi yang memimpin? Kan, kalau ngomong suka lama tuh… Begitu-begitu harus dipertimbangkan. Hanya mengingatkan…. (E36)