“Saya tahu sekali Pak Tito jiwanya bukan seorang politikus. Beliau seorang profesional sebagai anggota Polri. Kalau nanti sudah selesai (menjadi Kapolri), sebaiknya menjadi seorang educator lha ya. Karena beliau mencintai dunia pendidikan.” ~ Tri Suswati, istri Kapolri Tito Karnavian.
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enjelang Pilpres 2019, posisi Cawapres merupakan jabatan yang paling hangat untuk diperebutkan. Beberapa survei juga telah mensimulasikan sejumlah nama-nama yang kredibel mengisi posisi Cawapres. Seperti survei dari IndoBarometer yang baru-baru ini merilis sejumlah nama yang akan disandingkan dengan Jokowi dalam Pilpres 2019. Wah seru nih.
Dan yang menjadi perhatian tersendiri adalah nama Kapolri Jenderal Pol HM Tito Karnavian. Dalam survei tersebut Tito mendapatkan persentase 37 persen, atau peringkat empat setelah Agus Harimurti Yudhoyon (38,6%), Gatot Nurmantyo (38,4%), dan Ridwan Kamil (37,5%). Wow lumayan juga ya posisi Pak Tito. Kayaknya masyarakat menilai dia cukup berhasil membangun citra Polri yang kuat. Ya boleh lah.
Nama Pak Tito bahkan bisa mengalahkan sejumlah nama-nama beken sekaliber Menteri Terbaik Dunia, Sri Mulyani (36,8%). Sesuatu banget ini. Baiknya sih hasil seperti survei ini menjadi bahan pertimbangan internal Pak Tito untuk membuka ruang pinangan dari Partai Politik. Dari pada telat, iya gak. Kalau posisi Cawapres Jokowi udah dikunci sama orang lain, nanti nangis termehek-mehek loh Pak hahaha.
Kapolri Jenderal Pol HM Tito Karnavian disurvei menjadi salah seorang calon wakil presiden dalam Pilpres 2019… https://t.co/ZszD36Y3Aj
— Info Presiden (@ISPresiden) March 7, 2018
Eh, tapi telisik punya telisik nih ya. Katanya istri tercinta Pak Tito, Tri Suswati ngelarang Pak Tito maju ikut bursa Cawapres. Wah wah kenapa ini, kok bisa gak satu suara gini? Alasannya sih karena Pak Tito itu bukan politisi. Dia gak terlalu cakap untuk bermanuver ala-ala politisi Senayan di sana itu. Pak Tito kayaknya harus sering-sering main sama Bang Ruhut Sitompul, siapa tau abis itu jago bersilat lidah kayak politisi. Ehem.
Bagi sang istri, idealisme Pak Tito itu kuat. Kalau ‘A’ ya ‘A’, kalau ‘B’ ya ‘B’. Emang cuma politisi yang suka bilang ‘A’ di depan, eh dibelakang bilang ‘B’. Ya gitu deh, Senayan memang penuh dengan politisi yang hobi mencla-mencle. Jadi serius nih si istri gak ngerestuin Pak Tito untuk maju Cawapres? Waduh waduh.
Kesempatan langka loh ini, liat aja kandidat lain yang semangat ’45 memperebutkan posisi Cawapres ini. Bagi mereka selain faktor figur, momentum itu juga termasuk penting, kapan lagi kalau bukan sekarang. Mau nunggu Pilpres 2024? Ya udah berubah jauhlah konstelasi politiknya. Nah, mumpung Pak Tito dekat sama Pakde Jokowi nih sekarang. Sepertinya Pak Tito harus dengerin lagu ‘One’ dari Ed Sheeran, iya itu, karena penyesalan selalu datang belakangan. Uhu uhu. (K16)