“Mereka yang mengatakan agama tidak ada urusan dengan politik tidak tahu apa itu agama.” ~ Mahatma Gandhi
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]alian sudah dengar pemberitaan soal pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, yang didaftarkan menjadi caleg PDIP belum gaesss? Heboh banget, ya? Apalagi barisan oposisi, kek bete bete gimana gitu…
Kesel boleh, asal jangan jadi benci berlebihan aja. Kita ini kan hidup di negara yang menjunjung demokrasi, harusnya hal ini bisa menjadi pelajaran yang positif. Syedaappp!!
Sebagai warga negara yang baik, siapa pun berhak memilih bagaimana ia ingin mengabdi untuk tanah airnya. Nggak ada batasan mau milih kendaraan (partai) apa. Yang penting prinsipnya klop. Betul? Iya dong, kalo nggak klop yang ada malah tawuran. Jangan dong yaaa…
Konon terpilihnya Kapitra Ampera merupakan rekomendasi dari para senior-senior partai, para kader, dan tentunya juga dari tokoh dan masyarakat Sumatera Barat yang akan menjadi daerah pemilihannya nanti. Nah, kalo begini bolehlah kita beri kesempatan. Jangan dinyinyirin terus. Hehe
Oh ya, walau sempat kaget, nampaknya Kapitra sudah lebih kalem dan legowo. Dia juga mengatakan telah berkonsultasi dengan sejumlah ulama. Terus ada yang kepo, gimana kabar si Habib? Katanya sudah dikabari juga kok, tapi blm dapat jawaban. Semoga saja dia pun bisa berpikiran positif.
Untuk mau bergabung dengan PDIP, Kapitra menyampaikan tiga syarat yang harus dipenuhi PDIP. Ya semacam “sajen” lah. Apa aja tuch?
Pertama, ia ingin mewakili keislamannya di dalam partai, menjadi perwakinan umat Islam yang menjadi masyarakat mayoritas di negeri ini. Cocok, dong! Kemarin kata Pak Yusuf Supendi, hasil survei menunjukkan kalau mayoritas pemilih PDIP itu santri.
Kedua, ia ingin aspirasi umat Islam yang diwakilinya harus didengar. Nah, ini! Kadang politisi kalo udah megang kekuasaan suka lupa. Kamu jangan yaaa…
Ketiga, beliau ingin menjembatani kebaikan orang di dalam maupun di luar partai. Ntab banget nih, masa depan bangsa kita bakal makin cerah kalau ada banyak orang baik yang terlibat.
Bagaimana gaes, sudah sangat masyaallah agamisnya kan persyaratan dari Kapitra? Kalau gitu kita renungkan dulu nih perkataan dari Benjamin Whichcote,“Di antara politisi, penghargaan terhadap agama itu membawa keuntungan. prinsip agama itu yang menyulitkan.
Kadang politisi dengan mudah memanfaatkan penghargaan masyarakat terhadap suatu agama guna mendapatkan simpati. Itu tak apa, asal jalani juga prinsip agamanya. Jangan berkuasa, lalu lupa diri. (E36)