“Ku tanya pada teman-teman semua, tetapi mereka bilang tidak tahu. Sayang mungkin diriku sudah tertipu. Membuat aku frustasi dibuatnya, kemana, kemana, kemana. Ku harus mencari kemana.” – Ayu Tung Ting, ‘Alamat Palsu’
PinterPolitik
[dropcap]S[/dropcap]atu mati adalah tragedi, ratusan mati adalah bencana, seribu mati adalah statistik – hmm statistik tragedi dan bencana tentunya.
Seorang pemuda bernama Koko berusia 17 tahun berenang di tengah danau pada malam hari. Malam itu pandanganya tak jelas mengarah ke mana. Namun, yang jelas dengan tubuh sangat loyo dan pandangan yang kabur, dia hanya bisa berserah pada sang kuasa.
Koko tidak sendiri, dia berenang bersama dengan 18 orang yang bertahan dari “malasnya” kapal penyeberangan. Kapal itu lebih senang menyelam di dasar danau daripada mengantar orang-orang.
Bencana ini menjadi pelengkap lukisan dramatis dan mungkin dapat dijadikan momentum sakral di dalam ruang fikir yang kecil milik para sanak saudara korban yang ikut menyelam bersama kapal di dasar danau.
Ternyata kisah ini serupa dengan apa yang terjadi pada kapal motor Sinar Bangun di Danau Toba pada tanggal 18 Juni lalu. Sekitar 128 orang hilang dan korban kapal motor tersebut yang berhasil dievakuasi sebanyak 19 orang. Rinciannya, 18 orang selamat dan satu orang meninggal dunia.
Berdasarkan informasi tim SAR, pihaknya belum berhasil menemukan korban-korban lain. Menteri Perhubungan sejauh ini baru memberikan ucapan belasungkawa atas terjadinya bencana tersebut.
Tragedi ini memang bisa dikatakan bertepatan dengan penutupan bulan suci bulan Ramadhan yang identik dengan hilir mudik jutaan orang dari desa ke kota dan sebaliknnya.
Jokowi adalah Presiden yang terkenal dengan kesigapanya dalam merespon isu-isu besar maupun kecil. Tak segan, Presiden kita memberikan komentar mengenai hal sepele dan tak luput membawa seluruh anggota tubuhnya ke lokasi yang menurutnya harus segera diselesaikan masalahnya.
Terbukti gengs, padatnya jalur mudik di wilayah Jawa serta padatnya jadwal penerbangan pesawat mengundang Pak Jokowi untuk hadir memantau kedatangan pemudik di Soekarno-Hatta.
Btw, kemana ya para korban yang belum diketemukan? Semoga mereka bahagia di alam sana.
Memang Presidenku panutanku. Apalagi kalau mau berkunjung ke Danau Toba juga, Pak! (G11)