“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan airmata.” ~ Dahlan Iskan
PinterPolitik.com
[dropcap]C[/dropcap]alon Gubernur Jawa Barat yang juga Walikota Bandung, Ridwan Kamil, terbiasa menjadi perantau bahkan sampai negeri orang. Kini, Ridwan lagi dan lagi menjadi perantau.
Senang beradu nasib di daerah orang ya? Adu nasib di Jawa Barat sanggup ga? Adu nasib jadi Gubernur Jawa Barat maksudnya, weleeeh weleeeh.
Ridwan Kamil a.k.a Kang Emil akhirnya memutuskan untuk menjadikan Jakarta sebagai destinasi perantauannya. Padahal, Kang Emil ini sedang disibukkan dengan agenda kampanye dan sosialisasi di Jawa Barat.
Maklumlah kalau calon Gubernur harus cari perhatian ke daerah – daerah, mobilitasnya harus tinggi. Lah ini Kang Emil ngapain merantau ke Jakarta?
Apa yang mau dicari sih Kang? Woailaaahhh, Kang Emil justru mengambil jalan lain, ia malah merantau ke Jakarta. Tapi namanya juga perantauan itu pasti ada motif, entah apa yang dicarinya, kayaknya sih modal ya, weleeeeeh weleeeeh.
Modal buat apa coba, hadeuuuh. Biasanya merantau kan memang tujuannya untuk cari modal hidup kalau Kang Emil emangnya modal apa? Kayaknya sih modal kampanye kali ya, weleeeeh weleeeh.
Untuk menunjang kebutuhan kampanyenya, Kang Emil dan tim mengadakan kegiatan ‘udunan’ alias patungan. Ya mirip – mirip sama Ahok lah pas mau mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur juga.
Di Bandung, Kang Emil sempat mencoba peruntungannya di program ‘udunan’, tapi hasil yang didapat hanya Rp 200 juta. Kang Emil merasa uang itu masih kurang. Huuufffttt.
Mau tak mau, Kang Emil mencari ide, gimana ya biar bisa nutup kebutuhan kampanye, weleeeeh weeleeeeh.
Alhasil, Jakarta sebagai pusat perputaran uang yang besar dinilai oleh Kang Emil jadi tempat yang pas untuk ‘udunan’. Hmmm, bener aja kan saat Kang Emil bikin program yang sama di Jakarta, hasil pendapatannya bisa mencapai Rp 1,2 miliar, weleeeh weleeeh.
Berkali – kali lipat dong. Wedeewwww, Kang Emil jago banget dah kalau urusan ginian. Ibarat jadi ‘biduan’, Kang Emil ahli narikin saweran sebanyak gitu, weleeeeh weleeeh. (Z19)