“Mengapa alam yang hijau akan selalu berakhir dengan warna merah?” ~Rosli K. Matari
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]ahu nggak salah satu penyebab kerusakan alam terbesar? Yup, penggunaan kertas yang tak bijak!
Coba, berapa lembar tisu yang kamu buang untuk ngelap ingus dan air mata setiap cemburu liat gebetan jalan sama yang lain? Itu belum seberapa, buat nge-print skripsi yang cuma diintip dosen, berapa? Banyak banget.
Di tambah sekarang lagi ngetren-ngetrennya bikin tabloid abal-abal berbau kepentingan politik. Beuhh, kita ini terlalu keji menebangi pohon sampai lupa kalau kerusakan alam sudah mulai muncul di depan mata. Dasar!
Berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk kepentingan politik? Share on XTahun 2014 lalu muncul namanya Tabloid Obor Rakyat, yang tahun ini sempat ada kabar akan terbit lagi. Belum lama ini juga banyak orang berhasil digemparkan dengan kemunculan Tabloid Indonesia Barokah, yang bukannya membawa barokah, malah membawa suhu politik ke level yang lebih tinggi. Ehhh, sekarang muncul lagi Tabloid Pembawa Pesan.
Hadeehh… aku tuh heran ya, di saat banyak media cetak gulung tikar karena ongkos cetak yang tak sebanding dengan pemasukan, kok bisa-bisanya orang berpikir untuk bikin tabloid untuk kepentingan politik? Emang sengaruh itu?
Hellooo, orang kita minat bacanya juga rendah kelesss. Dari studi Most Littere Nation in the World 2016, minat baca orang Indonesia ada di peringkat ke 60 dari 61 negara. Jadi ngapain bikin tabloid? Boro-boro dibaca, paling juga dijadiin bungkus gorengan. Wkwkwkwk.
Tapi untungnya Tabloid Pembawa Pesan ini beda dengan tabloid yang sudah pernah muncul sebelumnya. Dulu kan kontennya itu menjelek-jelekkan salah satu kubu, tapi kali ini isinya justru penuh puji-pujian. Untuk siapa?
Kebetulan kali ini yang bikin tabloidnya Caleg PDIP Dapil DPRD DKI Jakarta VIII dengan nomor urut 11 bernama Findri Puspitasari, ya. Jadi jelas, tabloid ini ditujukan untuk mengkampanyekan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Nggak cuma tabloid, Findri juga membagikan stiker paslon nomor urut 01 dan foto dirinya. Ada juga pulpen dan panduan menyoblos Jokowi-Ma’ruf dan Findri di Pemilu 2019. Emang niat buat kampanye banget. Bukan menjatuhkan kubu lawan. Tapi masalahnya, melanggar peraturan Pemilu nggak?
Bawaslu masih belum bisa menyimpulkan adanya pelanggaran atau nggak. Karena bentuknya media cetak, Bawaslu akan menelusuri unsur pelanggaran iklan media massa di luar jadwal yang telah ditetapkan. Karena kalau iklan di media cetak, baru bisa dilakukan pada tanggal 24 Maret hingga 13 April 2019.
Nah lohh… Lagian ngapain juga kampanye pakai tabloid? Udah mahal, jarang ada yang baca pula. Perasaan manusia Indonesia zaman sekarang lebih suka baca berita nggak bener di sosmed atau baca komen-komen haters para artis sensasional di media sosial deh.
Mungkin lain kali strategi kampanyenya bisa lebih mengikuti tren, yang kekinian, efektif dan tidak merusak lingkungan tentunya… Hanya saran… Hehehe. (E36)