Site icon PinterPolitik.com

Kami Rindu Terbang, Pak Luhut

Luhut tiket pesawat

Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Straits Times)

“Ku ingin terbang bersamamu, dan gapai mentari,” ~The Fly, Terbang


Pinterpolitik.com

Sebelum mati, aku punya satu impian, aku ingin bisa menjejakkan kaki di penjuru Nusantara, mulai dari Sabang sampai Merauke. Sayang, mimpi itu sepertinya harus ditunda dalam waktu dekat ini. Semua ini terjadi gegara tiket pesawat mahal! Hufft, hilang deh semua angan-angan tentang keliling Indonesia.

Masalah harga tiket pesawat ini cukup memusingkan untuk traveller-traveller berkantong tipis macam eike. Belum lagi, ada beberapa masyarakat yang tidak bisa berbisnis kalau tidak bepergian dengan pesawat udara. Nah, sudah tahu masalah tiket pesawat ini menyulitkan banyak orang, kok masih bisa terjadi berlarut-larut ya?

Mari kita cek langkah pejabat yang berwenang terkait hal ini. Kalau kata Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, masyarakat yang rindu terbang ini harus bersabar. Mau tahu apa alasan kenapa kita disuruh bersabar? Katanya masih ada Pilpres dulu, jadi sekarang tinggi-tinggi dulu gak apa-apa katanya.

Kok bisa ya perkara tiket pesawat mahal harus nunggu Pilpres dulu supaya turun? Share on X

Waduh, gimana nih cita-citaku keliling Indonesia? Masa harus nunggu Pilpres dulu? Memangnya perkara lima tahunan itu lebih penting ketimbang masyarakat yang sudah lama tidak bisa terbang? Kenapa ya, kok masyarakat harus sabar menunggu demi gelaran yang dinikmati elite saja?

Masalahnya adalah, perkara tiket pesawat ini merembet ke banyak sektor. Coba tanya ke para pelaku industri pariwisata yang destinasinya jadi sepi karena tak ada yang mampu beli tiket pesawat. Tanya juga para pengusaha hotel dan restoran yang bilang okupansi hotel menurun 20-40 persen akibat melonjaknya harga tiket pesawat.

Terus ya, apa kabar pula dengan bandara-bandara kita kalau harga tiket pesawat masih melambung. Bandara seperti Soekarno Hatta Jakarta misalnya, mengalami penurunan sebesar 23,31 persen.

Wah, wah, wah, ternyata satu masalah tiket pesawat aja bisa merembet ke mana-mana. Masih belum cukup? Coba cek data Badan Pusat Statistik (BPS). Katanya, harga tiket pesawat ini jadi salah satu pemicu inflasi di Januari 2019. Weleh-weleh.

Nah, kalau kayak gini, kenapa ya masalah tiket pesawat ini malah dibiarkan terjadi terus-menerus? Sampai harus menunggu Pilpres lagi. Oke, memang semuanya butuh proses. Tapi kan ini sudah terjadi berbulan-bulan. Tolonglah traveller kantong kempes macam ini Pak, kami butuh piknik…

Eh tapi ya, kalau nunggu Pilpres, bukannya bahaya ya buat kandidat petahana? Bukannya nanti kandidat yang lagi mengendalikan pemerintahan bisa dicap tidak mampu mengontrol harga tiket pesawat?

Kok bisa sih, tiket pesawat turun tunggu Pilpres? Apa jangan-jangan supaya masyarakat tidak pelesir di hari-H pencoblosan? Gak tau deh, pokoknya yang jelas, kami rindu piknik, Pak Luhut! (H33)

Exit mobile version