“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. – Soekarno
PinterPolitik.com
Meskipun Presiden Joko Widodo alias Jokowi sudah berkepala lima, tampaknya dia masih memiliki jiwa layakanya anak muda nih.
Kelihatan lah ya dari cara Jokowi mendukung perusahaan-perusahaan start-up dan mendorong perkembangan masyarakat ke arah revolusi industri 4.0 selama ini. Wah. Jarang-jarang loh ada orang tua yang masih berpikiran muda dan visioner kayak begini. Hehehe.
Bahkan, semangat muda Jokowi nggak cuma terbatas dalam bidang ekonomi dan tekonologi aja loh. Denger-denger, Jokowi juga berencana untuk melakukan revolusi kabinet untuk memasukan anak-anak muda dan profesional ke dalam pemerintahan juga.
Pantesan aja ya beberapa hari lalu, anaknya Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, Angela Herliani Tanoesoedibjo, sempet ketahuan lagi main-main ke Istana Negara. Sepertinya dia udah start duluan nih untuk tag kursi kabinet muda Jokowi. Upss.
Angela Tanoesoedibjo diusulkan menjadi calon menteri di kabinet Jokowi 2.0.Simak infografis kami lainnya di Pinterpolitik.com
Posted by Pinter Politik on Thursday, June 27, 2019
Sayangnya, dalam budaya Indonesia yang masih memegang pepatah “tua-tua kelapa makin tua makin berminyak”, anak-anak muda cenderung diremehkan karena kurang pengalaman.
Sepertinya, pepatah tersebut juga berlaku nih terhadap wacana Jokowi tentang kabinet muda. Soalnya banyak juga yang masih ambivalen tentang wacana kabinet muda ini. Hehehe.
Salah satunya ada Sekjen PPP Arsul Sani, yang awalnya setuju tapi ujung-ujungnya kok malah meragukan sifat kepemimpinan anak-anak muda di politik. Jadinya ini beneran setuju atau enggak sih Pak? Hehehe.
Pertanyaannya, apakah kehadiran para anak muda di parlemen akan memberikan dampak positif bagi pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan?
Hmm. Kalau mau lirik-lirik ke negara tetangga sih, ada Syed Saddiq, menteri berusia 25 tahun di Malaysia. Ternyata keberadaan Saddiq mampu loh menyuarakan suara generasi muda, sehingga meningkatkan partisipasi anak muda dalam Pemilu. Katanya sih di Malaysia tahun 2018 lalu, sekitar 51 persen dari pemilih berasal dari generasi muda yang berusia di bawah 40 tahun.
Nah, nggak tau deh kalau di Indonesia. Kira-kira keberadaan menteri muda bisa nggak ya menghasilkan perubahan bagi masyarakat. Hehehe.
Ngomongin soal anak muda dan golongan profesional di kabinet, jangan-jangan Jokowi sengaja nih mau bikin akses supaya Kaesang bisa masuk ke pemerintahan? Kaesang masih muda, berbakat jadi pebisnis lewat jualan pisang, dan disukai banyak orang loh. Kurang apa lagi coba Pak Jokowi? Upss.
Gimana nih Kaesang, tampaknya jalan sudah terbuka lebar. Bisa lah buka outlet Sang Pisang di dalem Istana Negara. Hehehe.
Tapi itu kecil kemungkinan terjadi ya. Kecuali Kaesang emang nekat masuk politik. Soalnya doi dan kakaknya, Gibran nggak bakal ada di wilayah itu. Setidaknya sampai mereka bosan jualan pisang dan martabak. Hehehe. (R50)