“Bangunlah suatu dunia dimana semua bangsanya hidup dalam damai dan persaudaraan.” ~Ir. Soekarno
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etengan-ketegangan mulai terasa menjelang pemilu. Entah kenapa, urat saraf rasanya ikut menegang setiap melihat para politisi adu argumen dan isu di layar kaca. Beberapa orang bahkan mengeluhkan ibu jarinya yang cukup lelah menyebarkan ujaran-ujaran penuh permusuhan di sosial media. Sudah cukup! Mari kita rileks sejenak.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengajak partai peserta Pileg dan paslon peserta Pilpres 2019 ikut deklarasi pemilu damai pada awal masa kampanye tanggal 23 Septermber 2018.
Deklarasi damai tersebut akan diisi dengan karnaval bertemakan kekayaan nusantara. Para peserta pemilu juga akan berjalan kaki bersama. Ketua, anggota KPU, Sekjen KPU dan peserta karnaval akan menggenakan pakaian adat.
Wah, asik betul. Aku jadi teringat waktu masih TK ikutan pawai baju daerah di Hari Kartini. Aiihhh, kalau acara deklarasi ini terealisasi pasti bakal menggemaskan deh. Apalagi kalau mereka jalan sambil bergandengan tangan. Uwuwuwuw, ngebayanginnya aja indah banget gaes. Hihihihi.
Sejatinya, pemilihan umum merupakan sebuah pesta demokrasi. Pemilu hanya ajang lima tahun sekali, jadi jangan mau dong terpecah belah hanya karena beda pilihan. Share on XMelalui deklarasi ini, Komisioner KPU Wahyu Setiawan berharap dapat mengembalikan kesejukan di tengah keruwetan suasana politik. Momen ini sekaligus menjadi ajang untuk mengedukasi masyarakat agar lebih dewasa dalam berdemokrasi. KPU ingin semua kalangan turut mendukung kampanye yang damai, demokratis, dan bermartabat.
Sejatinya, pemilihan umum merupakan sebuah pesta demokrasi. Pemilu hanya ajang lima tahun sekali, jadi jangan mau dong terpecah belah hanya karena beda pilihan.
Janganlah contoh para politisi yang saling menghujat hanya untuk menunjukkan siapa yang paling benar, tapi jadilah rakyat yang bijaksana agar yang terpilih nantinya benar-benar pemimpin yang baik dan berkualitas. Hehe
Kalau kata mantan presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Demokrasi itu harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tanpa mebedakan latar belakang ras, suku agama dan asal muasal, di muka-undang-undang.
Gimana gaes? Setuju nggak sama pernyataan Gusdur tadi? Jadi jangan mau diadu domba ya. Pilihlah dengan damai dan bijaksana. Asooyy… (E36)