HomeCelotehJual Keperawanan Emang Kebangetan!

Jual Keperawanan Emang Kebangetan!

Ini bukti sahih kalau pernah belajar di universitas prestisius dalam atau luar negeri tak menjamin kewarasan seseorang.


PinterPolitik.com 

[dropcap size=big]I[/dropcap]ndonesia memang surganya hal-hal ajaib. Saking ajaibnya, sebuah website ‘sakit’ bernama nikkahsirri.com, yang terobsesi dengan keperawanan lahir di sini. Dijamin, tak ada seorang pun di Silicon Valley terlintas mendirikan website serupa. Tapi untung saja, polisi sudah meringkus pendiri dan otak di balik website tersebut, Aris Wahyudi.

 

Jual Keperawanan Emang Kebangetan
Pendiri nikkahsirri.com dan Partai Ponsel, Aris Wahyudi (sumber: istimewa)

Menilik sepak terjang Aris juga membuat geleng-geleng kepala. Ia disinyalir pernah belajar di ITB jurusan Teknik Kimia dan Essex University, Inggris. Setelahnya berkarir sebagai peneliti di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Sungguh bukan pencapaian yang biasa-biasa saja bagi seseorang dengan daya nalar terbatas.

Kenapa Aris bisa dikatakan punya daya nalar terbatas? Ya, sungguh lucu sebab dia punya cita-cita luhur membantu perekonomian Indonesia namun dengan cara yang sangat salah. Bolehlah ia mendirikan partai, Partai Ponsel (Pelangsingan Obesitas Negara) namanya. Entah apa yang dimaksud obesitas di sana, tapi percayalah Indonesia tak akan membaik jika banyak rakyatnya ikutan jual beli keperawanan di nikahsirri.com sebagai program kerakyatannya. Halo Pak Aris, rakyat mana yang Anda coba bantu?

Bukan Program Kerakyatan yang Dibutuhkan

Kalau program kerakyatan Partai Ponsel betul-betul berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, tentu ia tak akan ‘tercyduk’ polisi apalagi sampai kena damprat Menteri Pemberdayaan Perempuan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan juga Tentara Nasional Indonesia. Justru karena mudhorot-nya tinggi nikahsirri.com dilibas dan Aris sebagai otak diringkus polisi.

Program kerakyatan Partai Ponsel milik Aris, tak menawarkan apapun selain mengeksploitasi perempuan, menjual manusia, dan mengobarkan cara berpikir misogini (membenci wanita) dengan kedok memuja-muja keperawanan. Apakah dengan melelang keperawanan dan membuat kawin kontrak dengan janda, maka obesitas hutang negara lantas berkurang? Apakah perdamaian dan kerukunan antar umat di Indonesia dapat terwujud jika hasrat zina secara ngawur dilegalkan kedok agama dengan kawin kontrak?

Baca juga :  “Parcok” Kemunafikan PDIP, What's Next?

Kalau mau membantu menciptakan negara jadi lebih baik, mestinya buat program yang dekat dengan kebutuhan rakyat. Bukan, bukan poligami jawabannya, tapi program yang fokus pada kesejahteraan ekonomi dan pemberdayaan perempuan. Bukannya malah menjual perempuan!

Intinya, ya, sebagai partai, Ponsel sudah layu sebelum berkembang. Kalau diibaratkan makanan, persis seperti telur balut. Itu lho, jajanan dari Filipina berupa telur bebek yang pertumbuhannya belum sempurna dan dimakan ketika masih berupa embrio. Makanan itu terlihat menjijikan, namun ada saja yang suka dan makan. Tapi sebetulnya, itu bukanlah makanan yang normal dan wajar untuk dikonsumsi.

Jual Keperawanan Emang Kebangetan
sumber: istimewa

Nah, jika sudah begini ada baiknya kata-kata Kak Seto (palsu) kita ingat kembali, supaya di generasi mendatang tak ada lagi calon pemimpin bangsa di masa depan, yang tingkahnya seperti Pak Aris Wahyudi. Punya cita-cita luhur, tapi cara mewujudkannya ngawur. (A27)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Jangan Remehkan Golput

Golput menjadi momok, padahal mampu melahirkan harapan politik baru. PinterPolitik.com Gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 tunai sudah. Kini giliran analisis hingga euforia yang tersisa dan...

Laki-Laki Takut Kuota Gender?

Berbeda dengan anggota DPR perempuan, anggota DPR laki-laki ternyata lebih skeptis terhadap kebijakan kuota gender 30% untuk perempuan. PinterPolitik.com Ella S. Prihatini menemukan sebuah fakta menarik...

Menjadi Pragmatis Bersama Prabowo

Mendorong rakyat menerima sogokan politik di masa Pilkada? Prabowo ajak rakyat menyeleweng? PinterPolitik.com Dalam pidato berdurasi 12 menit lebih beberapa menit, Prabowo sukses memancing berbagai respon....