“Sopir Bajaj kok nyetir Ferrari. Kayaknya sopirnya enggak cocok. Karena kendaraan canggih ini perlu sopir yang agak canggih juga. Sampai mati kita empot-empotan ini.” ~ Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]agi Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah tidak ada yang tidak bisa dikritik. Apalagi kalau obyek kritikannya itu adalah Pemerintah yang notabene dibawah komando kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Fahri memang keliatan paling getol kalau soal kritik-mengkritik Jokowi. Ya seperti kritikan terbarunya saat ia mengisi acara “20 Tahun Refleksi Reformasi” di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin kemarin.
Dalam kritikannya, Fahri tuh membuat perandaian kalau sistem demokrasi Indonesia pascareformasi bak sebuah mobil supercar. Dan sosok Jokowi dengan Pemerintahannya dipandang sebagai supir bajaj. Kebayang dung ya bagaimana supercar dikendarai oleh supir bajaj? Yang ada malah empot-empotan tuh.
Kayak gak mumpuni gitu deh supirnya, kata Fahri. Jadi kalau laju kendaraannya melambat, wajar dung ya banyak pihak yang mengkritik kinerja sang Presiden sebagai supir dari arah demokrasi ini! Logikanya Fahri leh uga ni. Tapi apa iya sih Jokowi itu tampangnya cocokan jadi supir bajaj ketimbang supercar? Ciusan?
Ya sebagai oposisi, akan ada-ada aja amunisi untuk mengkritik pemerintah lah ya. Bahkan sekalipun belum ditemukan kegagalan pemerintah yang konkret, oposisi mah tetep aja bisa memberikan kritik pedasnya. Kan memang dasar mereka memberikan kritik juga untuk merebut kekuasaan. Ya itu lah politik. Tsadeest.
Tapi tau gak sih kalian guys, kritikan Fahri yang menganggap Jokowi seperti supir bajaj dan gak mumpuni mengendari supercar itu bisa aja gak tepat loh. Nih ya eike kasih tau. Pernah denger nama Carlos Reutemann? Dia itu salah satu pembalap F1 yang cukup baik namun tidak pernah menjadi juara dunia.
Pasca pensiun, dia masuk politik. Eh, ternyata dia sukses di politik, bahkan menjadi gubernur Santa Fe di Argentina di antara tahun 1991-1995 dan 1999-2003. Jadi, salah kaprah Fahri tuh kalau hanya meliat orang hanya dari luarnya aja. Bisa jadi supir bajaj yang sekarang diledek Fahri nanti larinya lebih kencang ketimbang supercar. Ntaps.
Apa Fahri gak tau berbagai upaya Pemerintah untuk mereformasi berbagai aspek agar ada perubahan yang fundamental bagi Indonesia? Seperti reformasi sistem perpajakan, penegakan hukum maritim, tindak tegas koruptor, pemberantasan narkoba, perbaikan pelayanan publik, dan pembangunan yang merata.
Mungkin Fahri kebanyakan berdelusi melihat ketidak berhasilan Pemerintahan Jokowi saat ini, cuma karena ia beserta barisan partai oposisi di belakangnya menginginkan kekuasaan saja. Pantesan belakangan banyak bertebaran hoax menyudutkan Pemerintah seolah kinerja Presiden Jokowi buruk ya. Kayaknya Fahri ini tipikal politisi yang suka berdelusi di alam nyata, seperti perkataan filsuf Desiderius Erasmus (1466-1536): “There are some people who live in a dream world, and there are some who face reality.” (K16)