“Orang bijak tidak bimbang, orang bercinta-kasih tidak cemas dan seorang pemberani tidaklah merasa takut.” ~Konfusius
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ebagai seorang pemimpin di negeri ber-flower Indonesia tercinta, Presiden Joko Widodo tentu sudah sering mendapatkan gelar dari mana-mana. Memang wajar untuk orang berpengaruh seperti dirinya.
Tahun 2015 pernah dikasih gelar adat “Biji Nagara Madafalo” dari Kesultanan Tidore, Maluku Utara. Tahun 2017 menerima gelar adat kehormatan “Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku”. Dari Kalimanatan juga pernah diberi Gelar “Kapiteng Lau Pulo”. Wah, kalau disebut semuanya mah, bisa panjang.
Tapi minggu lalu, ku dengar sebutan yang amat menggelitik disematkan dari pendukung Pak Presiden untuk dirinya ketika menghadiri Deklarasi Forum Jatim di Surabaya. Aku pun bertanya-tanya, serius nih seorang presiden dipanggil Cak Jancuk? Jancuk?
Di antara gelar-gelar super mewah yang pernah disematkan untuk Jokowi, kenapa dia pasrah disebut Cak Jancuk? Share on XGelar tersebut awalnya dilontarkan oleh MC pada acara deklarasi tersebut, Djadi Galajapo, singkatan dari ‘jantan, cakap, ulet, dan komitmen’. Sontak beberapa pendukung meneriaki Jokowi dengan sebutan ‘Jancuk’. Para panitia sampai keringat dingin, soalnya ini di luar skenario. Takut Pakde Jokowi ngambek kali ya? Atau takut tiba-tiba paspampres datang dan membanting MC seketika di atas panggung? Bahaya…
Tapi untungnya Pakde Jokowi santai saja. Doi malah ikut cengangas-cengenges. No worry… Pakde ini baik kalau sama pendukungnya. Kalau yang bilang ‘Jancuk’ simpatisannya capres-cawapres sebelah, baru deh waspada. Konon ceritanya suka kejadian yang ada-ada saja, disemprit pihak berwajib misalnya. Hehehe.
Hmmm, tapi gimana ya? Masa seorang presiden diberikan gelar berupa kata-kata makian macam begitu? Mungkin bagi orang Surabaya, ‘jancuk’ bisa dilambangkan sebagai keakraban sebuah hubungan, tapi buat orang lain?
Saranku lebih baik membuat singkatan kata-kata pujian dari kata-kata yang baik saja. Misalnya dari kata Ceria, yakni cakap, enak, ramah, islami, amanah. Bukanlah lebih apik?
Ku cuma khawatir, nanti kalau pada nyontohin ngasih gelar Jokowi pakai kata-kata kasar bin kotor gimana? Ingat, negeri kita tercinta ini kaya sekali akan kata-kata makian. Setiap daerah pasti punya. Ngeri nggak tuh? Wkwkwk. (E36)