Site icon PinterPolitik.com

Jokowi Raja Penguasa Jateng?

raja jokowi

Joko Widodo. (Foto: Youtube)

“Jadi raja di negara kecil atau jadi prajurit di negara besar?” ~Anonim


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]eberapa waktu lalu, melewati jalan raya di Purwerejo serasa masuk ke kawasan kerajaan. Iya, kerajaan Raja Joko Widodo. Wkwkwk.

Jadi gaes, ada beberapa poster Presiden Jokowi diedit menjadi berpenampilan seperti raja yang dipajang di pinggir-pinggir jalan di Purworejo, Jawa Tengah. Ada yang sempat melihat? Tapi sekarang mungkin sudah nggak ada ya. Soalnya PDIP langsung bergerilya mencopoti poster-poster tersebut.

Para kader menyisir tempat-tempat umum, terminal, hingga pelosok desa untuk mencopot gambar Jokowi yang mengenakan pakaian raja lengkap dengan mahkota, yang juga menyertakan logo banteng dan nomor urut partai tersebut.

Wahh, kenapa ya? Setidaknya Jokowi kan terlihat gagah ala-ala raja Jawa gitu ya. Kok ini malah pada nesu?

Jadi gaes, konon poster tersebut merupakan atribut ‘siluman’ yang dipasang oleh orang tak bertanggung jawab untuk mencitrakan seolah-olah Jokowi seorang raja dengan mahkota. PDIP mengaku merasa tersinggung.

Raja kadang diidentikkan dengan pemimpin yang sewenang-wenang. Tapi Jokowi? Share on X

Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengaku sangat menyesalkan pemasangan atribut tersebut. Karena baginya, poster ‘Raja Jokowi’ malah menurunkan nilai diri Jokowi. Sesuatu yang jauh dari fakta diri Jokowi yang seorang pekerja keras dan merakyat.

Widihh, kok dibilang raja malah menurunkan nilai. Kenapa gitu? Emang raja itu lebih rendah dari presiden? Emang kalau raja itu udah pasti tidak merakyat dan bukan pekerja keras? Ehh, gimana sih? Wkwkwk.

Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan poster-poster ‘Raja Jokowi’ merupakan sabotase karena gambar tidak resmi, memasangnya juga di pohon yang mana dilarang oleh PKPU. Ia pun menyebut pihaknya sudah mengetahui siapa dalang di balik poster ‘Raja Jokowi’.

Ketua DPC PDIP Purworejo Luhur Pambudi mengatakan, poster tersebut dinilai melecehkan Jokowi. Di era demokrasi nggak ada raja-raja, yang ada hanya di pentas seni ketoprak. Menurutnya, masa Jokowi disamakan dengan raja ketoprak?

Oh, jadi gitu toh masalahnya. Yowis, yowis, daripada pembahasannya makin melebar dan mungkin menyakiti pihak lain, mbok ya lekas dilaporkan kalau sudah tahu siapa dalangnya. Betul nggak? (E36)

Exit mobile version