“Hidup cuman ada dua pilihan: mau atau tidak. Jadi, kamu mau memilih presiden atau tidak?”
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]ingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Presiden Jokowi dalam memimpin memang seperti odong-odong yang berputar-putar, kadang naik dan terkadang turun.
Menurut penelitian terbaru Indikator Politik Indonesia tingkat kepercayaan terhadap Jokowi saat ini mencapai 71 persen. Namun, penilaian masyarakat terpantau fluktuatif sejak Juni 2016 sampai September 2018.
Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi sempat bilang bahwa pada Juni dan Agustus 2016 lalu jumlahnya mencapai 72 dan 74 persen, sedangkan pada September 2017 menurun menjadi 73 persen.
Pada periode Februari sampai September 2018, tingkat kepercayaan tersebut juga mengalami fluktuasi. Apa mungkin ini semua disebabkan oleh pengaruh media massa?
Padahal kan ya, untuk tidak suka dengan Jokowi itu mudah saja, tinggal lihat aja kinerjanya selama empat tahun belakangan ini seperti apa. Kalau menurut kalian sudah tidak bagus, kenapa mesti bimbang untuk ganti presiden?
Begitupun sebaliknya, kalau enggak mau kasih kesempatan sama Prabowo, ya udah sih, Jokowi aja. Wkwkwk. Share on XEmangnya apa lagi yang mau kalian tunggu dari Jokowi dan Prabowo? Tunggu sosialisasi janji manis yang akan mereka tawarkan? Ah, semua prinsipnya sama aja coy, yang namanya calon pemimpin itu kalau udah jualan mana ada sih yang bilang dagangannya buruk? Kalaupun terlihat buruk, ya dibagus-bagusin. Iya apa iya?
Eh, tapi sebentar deh gengs, di luar pembahasan ini semua, saya mau nanya deh. Kalian pernah enggak sih dapat kertas dari lembaga survei untuk menjawab pertanyaan presiden mana yang kalian akan pilih di Pilpres 2019? Soalnya nih ya saya belum pernah tuh dapat yang seperti itu! Wkwkwk.
Jangan-jangan, lembaga survei yang katanya melibatkan 1220 responden dan surveinya menggunakan metode multistage random sampling itu cuman akal-akalan aja lagi. Mereka klaim data berasal dari warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, tapi nyatanya hanya diisiin sama 10 orang doang di dalam ruangan, terus hasilnya jadi mainan politik biar dapat suntikan sponsor. Wkwkwk.
Ah, sudah lah gengs, malas diperpanjang masalah-masalah seperti ini. Hanya menghabisakan tenaga dan menguras pikiran. Daripada pikiran terkuras dengan hal-hal enggak penting seperti ini, mending kita kuras pikiran merenungkan hidup yang makin susah. (G35)