“Tidak ada yang lebih dibenci daripada seorang akademisi yang harus dengan segera memperlihatkan tanda pengenalnya.” . – Reza Aslan, penulis
Pinterpolitik.com
Selain menyisakan masalah yang tidak sedikit, ternyata Pemilu kali ini juga membuat orang semakin cerdas cuy. Pasalnya, banyak bermunculan para “dokter politik” secara tiba-tiba loh. Mereka seakan menjadi yang paling ahli dalam memprediksi bagaimana hasil dan kondisi selanjutnya pasca Pemilu.
Kalau memang benar-benar ahli sih tidak masalah, terlebih yang mengeluarkan prediksi adalah akademisi yang memang telah melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum memberikan pendapat. Itu sih bakal memberikan kontribusi dan manfaat besar bagi negara.
Tapi kalau yang ngomong adalah tukang gorengan di jalan atau tukang bakso di dekat pasar sebelah, barulah itu menjadi sebuah tragedi besar di Indonesia – walaupun sekarang tukang gorengan juga pada jago-jago ngomongin politik.
Loh emang kenapa, kok bisa jadi sebuah tragedi besar? Begini cuy, bayangin kalau omongan itu menyebar ke mana-mana hingga ke telinga orang berpendidikan bahkan pejabat.
Apalagi nanti kalau isi omongannya dipercaya begitu saja, beh kan kasihan nasib para sarjana dan profesor di bidang ilmu sosial politik. Jauh-jauh mereka sekolah hingga ke luar negeri dan menghabiskan biaya banyak, eh kalah ama tukang gorengan dan abang-abang yang jualan bakso. Hadeh.
Nah, kemarin ada seorang pakar politik dari Universitas Paramadina cuy, namanya Herdi Sahrasad yang mempunyai pemikiran berbeda dari para pakar politik yang lain.
Doktor Paramadina memiliki pandangan bahwa, kalau tanggal 22 Mei KPU mengumumkan pasangan Jokowi-Amin menang, maka nilai rupiah bakal terjun bebas dan utang akan terus naik cuy. Share on XKebanyakan kan para pakar hanya memberikan prediksi bahwa pasca Pemilu atau pasca pengumuman KPU 22 Mei mendatang, bakal memicu tensi politik semakin tinggi dan akan ada potensi perpecahan atau bahkan akan ada gerakan massa besar-besaran.
Nah, ternyata Herdi memiliki pandangan yang berbeda cuy. Doi telah membuat prediksi di sektor ekonomi. Katanya, kalau tanggal 22 Mei nanti KPU mengumumkan bahwa pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin memenangkan kontestasi Pemilu, maka nilai kurs rupiah bakal terjun bebas dan utang akan terus naik cuy.
Waduh, masak sih? Menarik nih analisanya.
Kira-kira Herdi ngomong seperti ini ada yang mensponsori nggak ya? Atau doi memang seorang akdemisi murni? Berasa kayak orang yang punya kemampuan prekognisi alias bisa melihat masa depan nih ya. Hehehe.
Bukannya negative thinking ya gengs, soalnya kebanyakan orang kalau yang mengkritisi pemerintah, saat ini diidentikkan mempunyai afiliasi dengan kelompok tertentu. Tau lah ya siapa yang dimaksud. Hehehe.
Kalau ternyata emang akademisi murni, jangan-jangan doi memang sudah membaca dan memahami kondisi ekonomi global saat ini yang memang serba tidak menentu.
Soalnya kalau diberitakan media-media luar, bursa saham di Asia dan nilai tukar beberapa mata uang di kawasan ini emang lagi terdampak banget sama pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang nuduh Tiongkok melanggar perjanjian dagang.
Wah, kalau memang seperti itu, harus cepat-cepat berburu dolar nih, biar nanti bisa dapat untung. Kan lumayan kalau nilainya jadi makin mahal. Hehehe. (F46)