Site icon PinterPolitik.com

Jokowi, Kenapa Harus ‘M’?

Jokowi Kenapa Harus M

Jokowi. (Foto: RMOL Sumsel)

“Selama orang-orang sakti masih bersemayam dibawah panji-panji koalisi… Teka-Teki bangsa ini tak akan mampu terbukti.” W.S. Rendra


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]asa kampanye semakin dekat, kubu Jokowi-Ma’ruf mulai beranjak untuk menentukan Ketua Tim Kampanye Nasional. Konon beberapa nama telah menjadi pertimbangan, namun semua masih berupa kotak-kotak teka-teki silang berhuruf kunci “M”. Siapakah M itu, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy memberikan beberapa bocoran.

Tapi bentar dulu deh, kenapa koalisi Jokowi suka banget bikin teka-teki dengan huruf M? Bahkan beberapa waktu lalu orang berinisial “M” sempat dibikin baper dan patah hati karenanya. Aih, apakah cerita itu akan terulang? Apakah salah satu dari “M” yang kini dimaksud merupakan nama “mantan” yang kemarin gagal dipinang? Ihiw!

Hmm… menurut Romy, salah satu calon Ketua Tim Pemenangan Koalisi Indonesia Kerja pernah menduduki sektor publik pada jabatan yang cukup tinggi. Dia juga menegaskan kalau ketiga calon tersebut mempunyai pengalaman pengelolaan komunikasi pada semua kalangan, baik di sektor ekonomi, hukum, dan keormasan.

Oke baik, banyak orang berinisial “M” di negeri ini yang mungkin memiliki pengalaman sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan barusan, tapi siapakah orangnya? Mungkinkan orang yang dimaksud adalah Muhammad Amien Rais? Mardani Ali Sera? Atau Mulan Jameela? Wkwkwkwk, ampun deh… Memikirkan jawaban dari teka-teki koalisi Jokowi sungguh menguras otak dan perasaan. Hayoo, siapa yang sudah jadi korban? Uwuwuwuw.

Yang jelas, menurut Romy ketiga calon itu terbilang tua, eh senior, karena berusia di atas 60 tahun. Dia bilang, kalau calon yang diajukan pada Jokowi merupakan senior citizen yang punya cukup wibawa.

Hoo…ya…ya… ternyata tim sukses pilihan Jokowi pun cukup berumur ya. Apakah bisa berhasil untuk meraih suara para milenials yang dirasa cukup kecewa dengan pilihan cawapres Jokowi? Atau jangan-jangan pilihan tersebut malah menggiring koalisi ini pada sebuah “Mission Imposible”, karena ternyata rakyat masa kini lebih menggilai calon pemimpin dari kalangan muda yang energik? Wkwkwk, hayolooo.

Romy meyakini pemilihan ketua tim kampanye itu akan semakin menguatkan dukungan pada Jokowi-Ma’ruf. Namun ia menolak merinci lebih jauh lantaran khawatir akan muncul interpretasi dari pihak lain seperti saat pemilihan cawapres kemarin.

Ah iya, ku paham kok. Takut ada yang ngambek kayak waktu itu ya? Pukpukpuk.

Beberapa waktu lalu sempat ada isu bahwa ketua tim kampanye Jokowi-Ma’ruf berasal dari kalangan PBNU atau Muhammadiyah. Kalau memang benar, politik identitas yang dilakukan pasangan ini akan semakin menguat. Ceritanya mau bikin pemilih ulama dari kubu sebelah galau ya? Ulululuh, ica anettt dehh kamoh… (E36)

Exit mobile version