Site icon PinterPolitik.com

Jokowi Karamkan Poros Maritim Dunia

Joko Widodo (Foto : Setkab)

“Not the waves, not the storms, but often we ourselves sink our ships!”. –  Mehmet Murat Ildan


PinterPolitik.com

Agaknya Pak Jokowi kurang introspeksi.

Masih jelas ingatan saya ketika beliau kampanye untuk Pilpres 2014 dan mengusung konsep “Poros Maritim Dunia”. Suatu konsep ambisius untuk merealisasikan potensi natural Indonesia sepenuhnya sebagai negara maritim.

Namun, pada periode kekuasaannya yang kedua ini, mengapa tidak lagi terdengar gaungnya?

Menurut CSIS, prediksi biaya yang perlu dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi untuk merealisasikan infrastruktur Poros Maritim Dunia hingga tahun 2019 mencapai US$ 412 miliar atau sekitar Rp 5.775 triliun. 

Namun, pemerintah hanya mampu untuk menutupi setengah biaya tersebut. Itu yang pertama.

Yang kedua, Indonesia kurang kapasitas dan kapabilitas dari TNI-AL karena alutsista yang tidak memenuhi target awal. Kemudian, kurangnya infrastruktur ekonomi yang berorientasi pada bidang maritim akhirnya menghasilkan tiga kata: Jokowi Tidak Realistis.

Gini, sebagai manusia Indonesia, saya dari awal juga skeptis konsep itu bakal terealisasi dalam dua periode kekuasaan Jokowi sekalipun.

Tapi ya gimana pun juga, Pak Jokowi ini politisi progresif kan ya. Jadi beliau mengeluarkan kebijakan yang berorientasi pada kemajuan dengan memperhatikan pengembangan ekonomi serta teknologi. Tapi, kalo nggak berhasil, Jokowi malah jadi politisi yang tidak progresif lagi dong??

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah selama masa kampanye, Jokowi memiliki tim ahli yang bernama Tim 11. Tim inilah yang kemudian menciptakan konsep Poros Maritim Dunia.

Namun, makin ke sini, banyak dari anggota tim tersebut yang sudah keluar dari Istana. Salah satunya Pak Anies Baswedan yang kini sedang kewalahan mengurus Jakarta yang sebentar lagi akan ditinggalkan statusnya sebagai ibu kota.

Kemudian, arah politik luar negeri Indonesia juga tidak jelas selama masa pemerintahan Pakdhe sendiri. Semua tentu sadar bahwa selama ini polugri alias politik luar negeri Indonesia lebih banyak diurus oleh Wapres Jusuf Kalla yang nota bene udah veteran.

Pengalaman Jokowi sendiri dalam bidang luar negeri memang kurang dibanding pendahulunya.

Apalagi, sekarang Pak Jusuf Kalla akan diganti oleh Pak Ma’ruf Amin yang minim pengalamannya dalam politik luar negeri. Makin-makin ga jelas polugri Indonesia.

Memang Jokowi cinta Indonesia, tapi visi cintanya gak realistis. Ibarat pengen bangun kapal dan akan berlayar, tapi kapalnya nggak punya haluan yang kuat, mesin yang kencang, jangkar serta sinyal yang kuat dan arah yang jelas. Tentu saja saat peresmian akan karam.

Eh, tapi sudah karam sepertinya. Toh tidak terdengar lagi suaranya. (M52)

 

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version