“Seseorang yang ingin melakukan segalanya sendirian atau memonopoli pengakuan tak akan menjadi pemimpin besar.” ~ Albert Einstein
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]residen Jokowi akhirnya memenuhi undangan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat.
Tentu rasanya tak mungkin juga Jokowi menolak hadir atau tiba – tiba membatalkan kehadirannya dalam Rapimnas Partai Demokrat. Mengingat, surat undangannya special diantar langsung oleh Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Lalu, banyak orang bertanya – tanya, apakah hadirnya Jokowi dalam Rapimnas Partai Demokrat memberikan pertanda akan muncul kolaborasi antara Jokowi – AHY? Hmmm, para fungsionaris Partai Demokrat pun tak mau terlalu cepat berspekulasi. Tapi sinyal – sinyalnya sudah mulai ‘nakal’ bertebaran ya, weleeeeh weleeeh.
Saat memberikan pidato, Jokowi sempat mengeluh kepada seluruh kader Partai Demokrat tentang isu – isu yang belakangan menghantam dirinya. Weleeeeh weleeeeh, curhat colongan niyeeeee.
Terutama tentang adanya isu Jokowi memiliki karakter kepemimpinan yang totaliter. Waduhhhh, mana mungkin muka begini totaliter, kata begitu sih kalo kata Jokowi weeleeeeh weeeleeeeh.
Lalu, Jokowi memberikan pengakuan yang membuat semua hadirin tercengang. Jokowi mengklaim dirinya lebih cocok dikategorikan sebagai seorang Demokrat.
Waduhh, apakah Jokowi mulai mencuri perhatiannya Partai Demokrat? Diawali dengan keluhan, lalu seolah – olah Jokowi adalah bagian dari perjuangan Partai Demokrat, hmmmm.
Ya setidaknya, kalau Jokowi serius ingin jadi seorang Demokrat, Jokowi bukan hanya datang dan mengeluh di Rapimnas Partai Demokrat saja, tapi Jokowi harus menggagalkan adanya penghidupan kembali pasal penghinaan Presiden. Lah kok begitu?
Jokowi tetap mau jadi seorang Demokrat kan? Weleeeh weleeeh. Kalau begitu, Jokowi mau tak mau harus menjadi pendengar yang baik dan menghargai saran, kritik, dan masukkan dari orang lain.
Kalau masih mau membungkam kritik, ga bisa dong jadi seorang Demokrat? Hayooloooh. Ataukah Jokowi hanya ingin mencuri perhatian dari kader Partai Demokrat aja ya? Hmmmm.
Lalu yang lebih mencengangkan, karena karakternya sebagai seorang Demokrat, Jokowi mengklaim dirinya beda tipis dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Ahhhh syudahlahhhh.
Kalau begitu, apakah Jokowi tertarik menjadi kader Partai Demokrat? Ya setidaknya, Jokowi harus jadi kadernya SBY supaya lebih memahami arti Demokrat. Bersediakah? Weleeeh weleeh. (Z19)