“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder pemerintah, TNI akan berjuang terus” ~ Jenderal Soedirman
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]osisi Panglima TNI akan ditinggalkan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun April 2018 mendatang.
Gayungpun bersambut, nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Hadi Tjahjanto telah diserahkan ke DPR RI untuk dibahas dan akan dilakukan fit and proper test.
Marsekal Hadi Tjahjanto bukan orang asing bagi Presiden Joko Widodo karena memang sempat menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres).
Hmm pantesan dipilih, ternyata punya kedekatan sebelumnya dengan Presiden Jokowi. Tapi ternyata kedekatannya itu bukan apa – apa, tapi hanya kantornya aja ya sama – sama di Istana Negara. Jangan suudzon hayooo.
Mengingat, kan Sesmil itu di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) jadi punya kedekatan. Weleeeh weleeeh.
Atau mungkin kinerja Marsekal Hadi berkesan di mata Presiden, jadi dipanggil lagi untuk mengabdi.
KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ditunjuk Presiden @jokowi jadi calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Apa tanggapan Hadi?https://t.co/P5rgtFyZzY
— detikcom (@detikcom) December 5, 2017
Tapi sebenarnya Panglima TNI itu jabatan yang didasarkan pada kompetensi dan kemampuan ga sih? Kalau urutan kacang sedari awal harusnya dibuatkan regulasi yang jelas.
Kok malah terkesan yang diutamakan urut-urutan kacang. Weleeeh weleeeh. Kalau sekarang ini, besok ini dan lusa ini. Gantian terus dirotasi terus.
Kalau merujuk kepada hak prerogatifnya, Presiden Jokowi sebenarnya bisa saja menunjuk nama-nama calon Panglima TNI semaunya karena diperbolehkan secara konstitusi.
Tapi kalau cuma satu calon saja yang diajukan ke DPR RI ya sudah pasti aklamasi lah ya ngapain milih – milih lagi orang udah pasti kan? Hmmmm.
Hal ini juga yang dilakukan Presiden Soeharto di masa lalu. Nama yang tak pernah terdengarpun sempat dipilih Soeharto.
Orang banyak yang salah tebak – tebakan kalau nanya siapa Panglima TNI di era Presiden Soeharto hehehe.
Artinya, Presiden punya andil untuk memanfaatkan hak prerogatifnya memilih Panglima TNI bukan atas tuntutan rotasi, tapi kemampuan dan kredibilitas yang menjadi bahan pertimbangan. (Z19)