“Hukum tanpa kekuasaan menimbulkan anarki, dan kekuasaan tanpa hukum menimbulkan tirani.” ~Dr Soekiman Wirjosandjojo
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]residen Joko Widodo makin lama makin ada-ada aja polahnya. Ya nyukur rambut di bawah pohon rindanglah, ya beli sabun Rp2 miliarlah, ya gratisin tol Suramadulah, dan yang sekarang sedang jadi pertanyaan besar, tiba-tiba doi mengatakan akan membebaskan pendiri Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba’asyir. Moon maap jadi ini maksudnya apa sihh?
Ya, katanya hal yang doi lakukan semata-mata hanya demi kemanusiaan. Udah dipertimbangkan sejak lama dan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
Jokowi tuh kasihan sama Ba’asyir sudah sepuh dan sakit-sakitan. Umurnya 81 tahun, say. Harusnya jadi umur yang asik untuk dinikmati bersama anak cucu. Tapi masa sih cuma gara-gara itu?
Kalau emang cuma karena kemanusiaan, kita punya banyak narapidana udzur, yang bahkan dipenjara hanya karena melakukan hal kecil, yang dengan permintaan maaf juga harus kelar. Terus kenapa Abu Bakar Ba’asyir? Orang yang udah jelas-jelas radikal, bahkan nggak mau mengakui Pancasila.
Btw, tahun lalu membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia alasannya karena apa ya? Bukannya karena dianggap mengancam keutuhan NKRI dan Pancasila? Kok sekarang malah ingin membebaskan orang keras kepala yang meyakini kalau syariat Islam adalah satu-satunya ideologi bernegara terbaik?
Pakde Jokowi, please deh. Kok dirimu macam anak ABG labil gini sih? Kemarin bilang A, sekarang bilang B. Sekarang bilang sayang, besok udah jalan sama yang lain. Eeehhh…
Masa demi kepentingan politik kau rela menggadaikan kedamaian negeri ini, Pak Jokowi? Share on XMenurut eik, akan sangat keterluan kalau memang benar pembebasan Abu Bakar Ba’asyir ini hanya untuk kepentingan politik. Hanya untuk meraih suara para Muslim konservatif yang selama ini konon bersarang di lumbung suara Prabowo-Sandi. Ihhh parah banget, bakal kecewa banget akutuh…
Lagi pula, seberapa besar sih keuntungan elektoral yang bisa didapat dengan membebaskan Ba’asyir? Kalau dipikir-pikir, kalau Abu Bakar Ba’asyirnya aja nggak mau mengakui Pancasila, terus apa kabar pengikutnya? Yakin Ba’asyir dan pengikutnya bakal nyoblos tanggal 14 April mendatang?
Nanti bukannya dapat tambahan suara dari Islam konservatif, malah jadi ditinggal pemilih nasionalis gimana hayooo? Apalagi menurut survei Median suara Prabowo-Sandi sudah mulai mendekat loh. Harusnya sih mulai was-was ya. Hihiw… (E36)